5 Orang Belum Teken Berkas Rekontrak Arema Gelombang Pertama

- Advertisement -

General Manager Arema, Ruddy Widodo sudah memanggil 15 orang lebih untuk menandatangani rekontrak bersamaan dengan rapid test, Jumat (17/7/2020) siang. Ternyata, ada lima orang belum teken berkas rekontrak Arema pada gelombang pertama itu.

Manajer berkaca mata itu membeberkan, dari lima orang itu, ada tiga pemain dan dua staf pelatih. Ada alasan berbeda-beda yang melatarbelakangi mengapa mereka belum teken perbaikan kontrak untuk lanjutan Liga 1 2020 nanti.

Dalam rapid test di Kandang Singa, tampak staf pelatih seperti Marcos Gonzalez, Kuncoro, Singgih Pitono, dan Felipe Americo. Sementara, para pemain yang tampak adalah Dendi Santoso, Hendro Siswanto, Jayus Hariono, Dedik Setiawan, Johan Farizi, Titan Agung, Vikrian Akbar, Utam Rusdiyana, Andryas Francisco, Muhammad Rafli, Kartika Ajie, dan Kushedya Hari Yudho.

“Kebetulan di saat yang bersamaan saya melakukan virtual meeting dengan PT Liga Indonesia Baru, dan manajer-manajer klub Liga 1 2020, tapi info yang saya dapat dari Sekretaris tim ada tiga pemain yang ingin membawa pulang draft rekontrak untuk dipelajari di rumah,” kata Ruddy.

“Dua orang lagi adalah asisten pelatih, info yang saya dapat mereka tidak sempat bertemu dengan sektim, setelah rapid test terburu-buru pulang. Tentu mereka akan menyusul di lain waktu. Kalau yang selain mereka alhamdulillah sudah teken,” imbuhnya.

Isi Berkas Rekontrak Arema yang Dinilai Sudah Fair

Ruddy Widodo membebrkan isi berkas rekontrak yang sudah disiapkan pihak klub tak jauh berbeda dari Surat Keputusan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru mengenai besaran gaji untuk pelatih dan pemain. Skemanya pun dibeberkannya secara detail dalam berkas tersebut.

Pria berusia 48 tahun itu menjelaskan, pihaknya memakai skema rekontrak sesuai dengan payung hukum dari PSSI dan PT LIB. Skemanya, nilai gaji perbulan yang didapatkan pelatih dan pemain adalah nilai kontrak semusim dibagi dua (50%), lalu dikurangi uang yang sudah/akan mereka terima sampai Agustus, lalu dibagi jumlah bulan dari September sampai bulan terakhir sesuai durasi kontrak awal.

“Kami menganggapnya skema itu sudah fair. Secara periode kerja bahkan pelatih dan pemain diuntungkan. Sebab, mereka sudah kerja Januari, Februari, dan separuh bulan Maret sebelum liga dihentikan. Lalu, liga mulai lagi Oktober sampai Februari tahun depan,” imbuhnya.

“Praktis, mereka kerja sekitar enam bulan. Itu pun masih dapat gaji 25% selama kompetisi berhenti sementara. Kalau bicara tidak cukup, namanya kebutuhan pasti tidak pernah ada cukupnya. Tapi ini kan semua harus berkorban. Bukan cuma klub, pelatih, pemain, suporter, dan semua stakeholder sepak bola Indonesia,” tegas Ruddy.

 

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya