Arema menggelar tradisi tumpengan di ruang ganti Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (7/3/2020) pagi. Tradisi ini digelar jelang laga kandang perdana mereka di Liga 1 2020 menjamu Persib Bandung.
Acara ini sendiri digelar usai para penggawa Singo Edan menjalani sesi official training sebelum melawan Persib. Sesi latihan mereka bahkan diiringi oleh lantunan sholawat dari anak-anak Pondok Pesantren Roudlotul Mashuri dari Dusun Sukorame, Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
Selepas latihan, para pelatih dan pemain Arema melakukan doa bersama anak-anak Ponpes yang diasuh Kiai Mashuri tersebut. Setelah itu, bersama-sama mereka menyantap tumpeng yang sudah disiapkan sejak pagi.
“Kami ini hidup di Indonesia, di Pulau Jawa, dan khususnya di Malang, yang mayoritas Muslim, dan istilahnya adat istiadat masih kental. Prinsip kami, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Arema kan ada di Malang, tidak lepas dari kultural, karena klub ini pun lahir dari sebuah kultur, maka adat istiadat yang baik harus dilestarikan,” tutur General Manager Arema, Ruddy Widodo.
Harapan Arema Menggelar Tumpengan Ini
Ruddy Widodo punya harapan khusus dengan menggelar tradisi tumpengan ini. Menurutnya, doa dari anak-anak ponpes yang sebagian juga ada anak yatim-piatunya ini menjadi bekal Arema mengarungi kompetisi Liga 1 2020.
Menurutnya, di daerah lain pun pasti ada tradisi semacam ini, dan klub-klub Liga 1 lainnya juga melakukannya. Tiap tahun, Arema pun selalu melakukannya jelang laga home pertama.
“Harapan kami, semua berjalan lancar, beres dan barokah, itu yang penting. Bukan hanya laga home pertama ini saja, tapi ini menjadi bekal tim mengarungi kompetisi satu musim. Memang, untuk meraih prestasi dibutuhkan kerja keras dengan latihan, tapi tawasul juga perlu, karena takdir Tuhan pula yang menentukan. Makanya, Arema tidak ingin meninggalkan tradisi syukuran seperti ini,” tegasnya.