Penembak gas air mata dalam Kanjuruhan Disaster 2 harus diadili, bukan cuma enam tersangka. Hal itu disampaikan salah seorang koordinator aksi damai Aremania di depan Balaikota Malang, Kamis (10/11/2022) siang, Amin Fals.
Menurutnya, penetapan enam tersangka, tiga dari sipil, dan tiga dari aparat belum cukup atas meninggalnya 135 nyawa dan ratusan lainnya luka-luka dalam tragedi tersebut. Pria yang merupakan koordinator Aremania Pasuruan itu berharap para penembak gas air mata di lapangan juga ikut dihukum.
Apa yang diharapkannya itu merupakan satu dari tiga tuntutan Aremania dalam aksi keli ini (tritura). Dua tuntutan lainnya adalah tragedi ini dinyatakan sebagai pelanggaran HAM berat, dan restitusi atau ganti rugi bagi korban.
“Harapannya ke depan, siapa yang menembak harus diadili, baru siapa yang memerintahkan. Itu yang harus dicari. Kalau cuma enam tersangka yang sudah ditetapkan, maka mereka yang menembakkan gas air mata itu aman-aman saja. Tidak cukup pengadilan etik, tapi harus dipidana,” kata Amin.
Tenggat Waktu Sampai Penembak Gas Air Mata Dalam Kanjuruhan Disaster 2 Dijadikan Tersangka
Amin menilai, harus ada tenggat waktu sampai para penembak gas air mata dalam Kanjuruhan Disaster 2 itu diadili. Sejauh ini proses pemberkasan berstatus P19 atau baru saja dikembalikan oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Timur kepada tim penyidik.
“Semestinya ada tenggat waktu, sampai berapa lama. Semestinya harus ada, tapi ini kan tidak ada. Hal ini terus berkelanjutan, panjang, sampai akhirnya nanti sepertinya akan hilang tidak ada ujungnya,” imbuhnya.
“Kalau memang pelaku yang saya bicarakan tadi ternyata tidak ketemu, maka kita lebih baik melakukan aksi ke Jakarta. Itu keinginan saya pribadi. Kalau tuntutan kita di sini hanya ditanggapi oleh pemerintah daerah, tidak ada hasilnya, kita lebih baik ke Jakarta, langsung ke Presiden.”