Dijadikan Tersangka Kanjuruhan Disaster 2, Abdul Haris: Saya Ikhlas, Asalkan Usut Tuntas

- Advertisement -

Abdul Haris mengaku ikhlas dijadikan tersangka Kanjuruhan Disaster 2 oleh Polri. Namun, pihaknya meminta penyidik usut tuntas penembakan gas air mata ke tribune.

Haris ditetapkan sebagai tersangka bersama lima orang lainnya, Kamis (6/10/2022) malam. Mantan Kepala UPTD Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang itu dinilai lalai dalam urusan penyelenggaraan pertandingan.

Tragedi bermula dari masuknya sejumlah Aremania ke lapangan usai laga Arema vs Persebaya Surabaya di Liga 1 2022-2023 Pekan 11, Sabtu (1/10/2022) malam. Tercatat 130 korban jiwa dan ratusan lainnya luka-luka dalam tragedi ini.

“Mari bersama-sama menuntut keadilan, kalaupun saya yang dijadikan tersangka saya siap. Saya ikhlas menerimanya, tanggung jawab ini akan saya pikul. Ini takdir saya. Ini musibah. Saya lebih takut dengan siksa Allah daripada siksa dunia,” kata Haris.

“Kalau ada sukses pertandingan dibilang seluruh Indonesia ketuanya, tapi kalau ada kegagalan yang disalahkan ketua panpelnya. Janganlah berbahagia di atas penderitaan orang lain.”

Tersangka Kanjuruhan Disaster 2 Minta Gas Air Mata Diperiksa

Atas nama kemanusiaan, Abdul Haris meminta kasus penembakan gas air mata ini diusut tuntas. Yang dirasakannya ada yang berbeda dari gas air mata tersebut.

Tragedi serupa memang pernah terjadi di Liga 1 2018 di stadion yang sama, usai laga Arema vs Persib Bandung. Saat itu ada satu korban meninggal di tempat dan satu lagi meninggal di rumahnya.

Sama persis, saat itu juga ada tembakan gas air mata yang dilepaskan. Namun, Haris merasa gas air mata pada dua momen itu tak sama rasanya.

“Saya mohon atas nama kemanusiaan, saya tidak mau menyalahkan siapa pun. Tapi, dari lubuk hati yang terdalam saya minta Polri memeriksa gas air mata itu gas air mata yang seperti apa, yang saya rasakan gas air mata kali ini tidak sama rasanya dengan yang tahun 2018. Waktu itu banyak Aremania bergeletakan tapi masih banyak yang bisa diselamatkan,” imbuhnya.

“Saya minta (jasad korban) diotopsi, ini meninggal karena apa? Berhimpitan atau karena gas air mata. Makanya tolong ini diusut tuntas. Saya minta, saya mohon. Kalau mau menghalau Aremania yang mau masuk ke lapangan masak harus ditembakkan ke pintu evakuasi 12-13, dan pintu 13? Di sana itu banyak keluarga.”

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya