General Manager Arema: Berat Melanjutkan Liga 1 2020

- Advertisement -

General Manager Arema, Ruddy Widodo menilai berat melanjutkan Liga 1 2020 yang sementara ini vakum karena pandemi virus corona (covid-19). Menurutnya, pihak Arema bisa menerima jika keputusan PSSI nantinya menghentikan kompetisi ini.

Sebelumnya, ada peluang PT Liga Indonesia Baru (LIB) memutar kembali Liga 1 2020 pada 1 Juli mendatang setelah diliburkan Maret-Juni dengan status force majeure. Namun, satu-satunya syarat adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tidak memperpanjang masa darurat corona yang sejauh ini ditetapkan hingga 19 Mei.

Namun, jika melihat jadwal yang tersisa, Ruddy menilai berat bagi semua klub peserta untuk melanjutkannya. Maka, tak heran jika ada usulan dari sejumlah klub Liga 1 2020 agar kompetisi segera diputuskan berhenti.

“Jelasnya berat bagi klub, melihat masih ada sisa 31 pertandingan. Sementara, cuma ada empat sampai lima bulan saja untuk menggelar kompetisi ini setelah dipotong tiga bulan, dan satu bulan untuk Piala AFF nanti. Apalagi kalau BNPB menambah masa tanggap darurat dari batas 29 Mei, tentu akan semakin berat,” kata Ruddy.

Tolak Melanjutkan Liga 1 2020 dengan Pembagian Wilayah

Ruddy Widodo tegas menolak jika ada yang mengusulkan Liga 1 2020 tetap digelar dengan pembagian wilayah, layaknya Liga Indonesia pada zaman dahulu. Menurutnya, hal itu bukanlah solusi yang tepat untuk kelanjutan kompetisi di tengah pandemi covid-19.

Situasi yang sama pernah terjadi di Indonesia Super League 2014 lalu. Kompetisi dibagi dua wilayah demi memaksimalkan pendeknya waktu untuk menggelar kompetisi lantaran berbenturan dengan agenda Tim Nasional Indonesia.

“Kalau dipaksakan dibuat zona-zona, namanya bukan kompetisi jadinya. Sebaiknya hal itu tidak dilakukan oleh PSSI dan PT LIB. Namun, apapun keputusannya, sebagai member PSSI, Arema menerimanya,” imbuh manajer berkaca mata ini.

Tak Setuju Liga 1 2020 Dilanjutkan Tanpa Penonton

Ruddy Widodo juga tak setuju Liga 1 2020 dilanjutkan tanpa penonton di tengah pandemi virus corona dan ketika status tanggap darurat BNPB diperpanjang. Selain karena tiket penonton merupakan salah satu sumber pemasukan klub, manajer asal Madiun itu punya argumen lainnya.

“Kalau kompetisi dilanjutkan di tengah pandemi, tanpa penonton juga bukan solusi. Memang, di luar negeri hal itu bisa diterapkan, karena untuk bermain away mereka bisa menggunakan bus saja. Sementara, di Indonesia tidak bisa, karena Arema tetap harus ke bandara, salah satu tempat yang berpotensi terpapar virus tersebut,” pungkasnya.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya