Tak banyak yang tahu jika Gherry Setya Adi Nugraha merupakan bagian dari skuad Arema yang menjuarai Indonesia Super League (ISL) 2009-2010. Pemain yang hari ini (21/12/2020) genap berusia 32 tahun itu adalah striker lokal Arema di musim tersebut.
Gherry didatangkan Arema sejak awal musim dari Pelita Jaya yang dibelanya selama musim 2007-2009. Sebelumnya, penyerang kelahiran Tuban, 21 Desember 1988 itu sempat berguru di tim junior Persatu Tuban dan Persema Malang.
Dengan usia yang masih 21 tahun saat itu, Gherry datang dengan modal bagus sebenarnya. Gherry pernah membawa Pelita Jaya U-21 menjadi juara ISL U-21 2008-2009.
Harapan tinggi disematkan padanya untuk bisa bersaing di lini depan Arema. Saat itu, pelatih Robert Alberts memiliki striker-striker seperti Noh Alam Shah, Rahmat Affandi, Sunarto, dan Dendi Santoso.
Gherry Setya Gagal Moncer di Arema
Saat didatangkan Arema dari Pelita Jaya, sepertinya masa depan Gherry akan cerah. Sayangnya, pemain bertinggi 181 cm itu gagal moncer bersama skuad Singo Edan.
Gherry mampu melesakkan enam gol saat membawa Pelita U-21 menjadi kampiun ISL U-21 semusim sebelum ke Arema. Namun, sebagai penyerang lokal, Gherry gagal melesakkan sebiji gol pun untuk Arema di ISL 2009-2010.
Tercatat, dalam satu musim, Gherry cuma bermain dalam tiga pertandingan di bawah asuhan pelatih Robert Alberts. Debut resmi dilakoninya saat membawa Arema menang 1-0 atas Persija Jakarta di pekan pertama ISL 2009-2010 (11/10/2009).
Cedera Lutut yang Jadi Penghalang
Masalah cedera ternyata yang menggagalkan karier Gherry di Arema. Pemilik jersey bernomor punggung 23 itu sempat mengalami cedera lutut.
Setelah melakoni perawatan dan pemulihan cederanya, Gherry pun tak mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya di hadapan tim pelatih Arema. Akhirnya, di pengujung musim, Arema melepasnya ke Persela Lamongan.
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.