Jika Liga 1 2020 Dibubarkan, Begini Usulan Arema

- Advertisement -

Jika Liga 1 2020 dibubarkan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB), manajemen Arema punya usulan. Mereka tetap ingin ada turnamen besar yang melibatkan klub peserta kompetisi saat pandemi virus corona (covid-19) berlalu.

Sebelumnya, Liga 1 2020 yang dihentikan sementara waktu berpotensi dilanjutkan lagi pada 1 Juli. Syaratnya adalah status tanggap darurat covid-19 yang ditetapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga 29 Mei tidak diperpanjang.

Kalau masa tanggap darurat diperpanjang satu atau dua bulan, General Manager Arema, Ruddy Widodo menilai berat bagi klub jika harus menjalani sisa kompetisi. Terlebih, saat force majeure ditentukan, masih ada 31 laga yang belum dijalani.

“Mulai sekarang, PSSI harus mulai memikirkan bagaimana kelanjutan status force majeure ini. Jelas berat melanjutkan sisa kompetisi dengan waktu yang pendek, karena Desember sudah harus selesai. Kalau mungkin ada turnamen berskala Nasional itu lebih masuk akal dalam waktu yang pendek,” kata Ruddy.

Turnamen Pengganti Jika Liga 1 2020 Dibubarkan

Jika Adan turnamen pengganti Liga 1 2020 dibubarkan, PSSI dan PT LIB harus menentukan regulasinya. Ruddy Widodo menyebut regulasi itu penting sebagai pedoman klub untuk mengatur ulang kontrak dengan pelatih, pemain, dan sponsor pasca berakhirnya pandemi covid-19.

Menurutnya, kalau yang digelar adalah turnamen, tentu besaran nilai gaji untuk pelatih, pemain dan offisial pun seharusnya tak sebesar gaji mereka di kompetisi normal. Ruddy menyebut, berat bagi klub untuk memberikan gaji seperti biasanya.

“Semua klub Liga 1 2020 jelas keberatan jika harus menggaji pelatih dan pemain dengan nominal sama seperti kompetisi. Kalau yang digelar turnamen pengganti kompetisi, Piala Presiden atau Piala Indonesia namanya, harus ada regulasinya yang mengatur gaji ini. Situasi yang sama pernah terjadi di ajang Indonesia Soccer Championship A 2016,” imbuhnya.

Berat karena Klub Tak Punya Pemasukan

Ruddy Widodo meminta semua pihak untuk tidak merasa paling dirugikan, meski jika dihitung-hitung, pihak klub lah yang paling dirugikan. Sebab, dalam situasi tak punya pemasukan pun dalam tiga bulan ke depan mereka tetap harus membayar gaji pelatih, pemain dan karyawan, meski jumlahnya 25 persen sesuai aturan PSSI dan PT LIB.

“Dalam kurun waktu tiga bulan, klub harus berjuang tetap membayarkan kewajibannya, sedangkan pemasukan tidak ada. Hal ini memaksa owner klub merogoh kocek pribadinya. Kalau ada turnamen, mungkin Arema bisa mengatur ulang kontrak dengan pelatih, pemain, dan juga pihak sponsor,” tegasnya.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya