Johan Farizi Berbagi Ilmu Bersama Dokjreng Junior

- Advertisement -

Johan Farizi berbagi ilmu bersama tim Dokjreng Junior di Lapangan Pakisaji, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Sabtu (5/2/2021) sore. Bek sayap Arema itu sekaligus mempraktikkan hasilnya mengikuti kursus kepelatihan lisensi C yang baru saja diikutinya Januari 2021 lalu.

Bagi pemain yang akrab disapa Jhon ini, hal seperti itu bukanlah sesuatu yang pertama kalinya dilakukan. Sebelumnya, sejak pandemi covid-19 ketika Liga 1 2020 vakum, Jhon sudah ikut bantu-bantu dalam sesi latihan SSB Creator Junior di kampungnya di Gunung Kawi, Kabupaten Malang setiap Rabu dan Minggu.

Lalu, ketika ada kesempatan mengikuti kursus lisensi C di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang lalu, Jhon mengikutinya. Kebetulan juga ada teman satu tim dari Arema, yakni Hendro Siswanto dan Dendi Santoso yang juga mengikutinya.

“Setelah ikut lisensi C, saya dapat semacam tugas berbagi ilmu yang saya dapatkan ke teman-teman SSB. Mengajarkan semua tentang sepak bola, seperti passing, heading, pengetahuan tentang permainan, pengembangan skil, dengan anak-anak SSB umur 6-18 tahun. Sebenarnya di mana saja boleh, kebetulan ini dapat kesempatan di tim Dokjreng,” kata Farizi kepada WEAREMANIA.

Ada Kesulitan yang Dirasakan Setelah Johan Farizi Berbagi Ilmu Melatih

Johan Farizi mengaku ada kesulitan tersendiri yang dirasakannya setelah berbagi ilmu melatih di tim Dokjreng Junior yang rata-rata berusia di bawah 20 tahun. Menurutnya, menjadi pelatih itu memang tidaklah gampang.

Awalnya, Jhon sependapat dengan orang-orang yang menyangka menjadi pelatih cuma tinggal berdiri di tepi lapangan, dan mengatur-atur pemain. Namun, kini disadarinya menjadi pelatih itu pusing, terutama dalam menyusun materi latihan yang akan diberikan.

“Saya sendiri juga masih ada rasa canggung, karena sebelumnya sebagai pemain lalu terjun langsung melatih. Belum biasa, ngomong, memberikan instruksi, caranya mengajari anak, memberi tahu yang salah dan membenarkan,” imbuhnya.

Harus Bisa Menguasai Situasi dan Kondisi Para Pemain

Kesulitan lainnya sebagai pelatih menurut Johan Farizi adalah bagaimana menguasai situasi dan kondisi para pemainnya. Terlebih para pesepak bola usia muda yang masih dalam emosi yang labil.

“Anak-anak itu moodnya kan berbeda-beda, ada anak yang mbetik (nakal), ada anak yang pendiam. Sebagai pelatih, susahnya juga harus bisa mengerti kondisi anak-anak yang dilatihnya,” pungkas pemilik jersey bernomor punggung 87 itu.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya