Joko Susilo Memberikan Saran untuk Arema Musim Depan

- Advertisement -

Sebagai mantan pelatih dan pemain, Joko Susilo tak bisa melepaskan perhatiannya terhadap Arema. Asisten pelatih Timnas Indonesia itu bahkan masih mau memberikan sarannya untuk Arema musim depan.

Menurutnya, pencapaian Arema yang finish di posisi 9 di klasemen akhir Liga 1 2019 tidak terlalu buruk. Namun, sebagai pendukung, sebenarnya pelatih asal Cepu itu sempat berekspektasi lebih.

Joko sempat berharap skuad Singo Edan bisa mengakhiri musim 2019 di peringkat lima besar. Rasa optimistis itu ditunjukkannya ketika pada akhir putaran pertama lalu, Arema mampu merangsek ke posisi kelima.

“Saya lihat di putaran kedua ada banyak kendala, sehingga tidak bisa maksimal. Seperti kata tim pelatih, saya setuju jika yang mempengaruhinya adalah masalah jadwal padat dan banyak pemain cedera. Kalau saya sarankan musim depan harus memperbaiki kedalaman skuad,” ujar pria yang akrab disapa Gethuk ini.

Pemain Inti dan Pelapis Harus Sama Bagusnya

Joko Susilo menjelaskan, kedalaman skuad Arema di Liga 1 2019 bisa dibilang kalah dari tim-tim lainnya. Menurutnya, seharusnya pemain inti dan pelapis sama bagusnya, sehingga pelatih bisa nyaman melakukan rotasi pemain.

Yang dilihatnya, musim ini penampilan Arema menurun ketika ada pemain yang absen karena cedera atau akumulasi kartu. Hal itu bisa teratasi jika Arema punya kedalaman skuad yang bagus.

“Kualitas semua pemain harus sama bagusnya, yang bermain maupun yang duduk di bench harus berkualitas. Pelatih tidak bisa cuma berharap pada 11 pemain inti saja. Kalau pun kualitasnya sudah sama bagusnya, pemain yang tidak bermain pun wajib diperhatikan juga, misal diberikan latihan tambahan untuk menjaga kualitasnya,” imbuh pelatih 49 tahun itu.

Harus Tingkatkan Kekompakan

Tanpa menyebut di musim 2019 ini tidak kompak, Joko Susilo menyarankan Arema meningkatkan kekompakannya di musim depan. Sebab, kekompakan ini merupakan modal penting Arema untuk mengarungi setiap musim.

“Musim depan harus ditingkatkan kekompakannya, dari tim, manajemen, dan Aremania. Kalau kompak, tekanan psikologis itu bisa menjadi motivasi. Kalau tidak kompak akan mempengaruhi ke psikologis pemain dan tim. Bukannya kekuatan Arema itu pada kebersamaan yang tersirat dari salam satu jiwa,” tegasnya.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya