Kesulitan Dialami Arema Saat Bernegosiasi dengan Pemain Senior

- Advertisement -

Sejumlah kesulitan dialami Arema saat bernegosiasi dengan pemain seniornya untuk kontrak baru di Liga 1 2021. Kesulitan tersebut diungkapkan oleh General Manager Arema, Ruddy Widodo.

Misalnya saja dalam kasus ketika Arema akhirnya memutuskan melepas Hendro Siswanto ke Borneo FC. Ruddy menegaskan, manajemen Arema tak bisa menaikkan nilai kontrak pemainnya musim ini, bahkan yang ada banyak yang diturunkan.

Alasan utamanya karena Arema kehilangan sumber pendapatan utama dari sektor tiket, di mana seluruh laga di Liga 1 2021 maupun turnamen pramusim digelar tanpa penonton. Uang sponsor Arema pun mengalami penurunan nilai, meski mereka memutuskan tetap menyeponsori Arema.

“Yang sulit itu menyamakan cara pandang secara finasial antara manajemen dengan kebutuhan si pemain. Musim ini manajemen Arema tujuannya bagaimana menyelamatkan tim ini sehat secara finasial dulu. Sebab, sudah satu musim (2020) tak ada pemasukan, tapi tetap wajib membayar gaji pelatih dan pemain 25 persen,” kata Ruddy.

Kesulitan Dialami Arema, Pemain Diminta Mau Berkorban

Ruddy Widodo menjelaskan, pemain-pemain yang tidak bersepakat dengan Arema kebanyakan berpikir dengan pola pikirnya sendiri. Menurutnya, klub sudah berkorban sejak Liga 1 2020 vakum, sehingga pemain pun diminta mau sedikit berkorban. .

Manajer berkaca mata ini menyebut, kebanyakan pemain berpikir bahwa mereka sudah satu tahun tidak mendapatkan gaji penuh karena dipotong menjadi 25 persen saja. Karenanya, mereka yang musim ini dipertahankan minta gaji penuh, bahkan tak sedikit pula yang meminta dinaikkan nominalnya.

“Ini kami baru setengah mau berdiri setelah terpuruk musim lalu, sedangkan pemain juga menyebut kebutuhannya banyak. Nah, sekarang tinggal bagaimana menyamakan cara pandang kami. Kalau klub berkorban, pemain pun harus mau sama-sama berkorban,” imbuhnya.

Solusi Ketika Negosiasi Menemui Jalan Buntu

Ruddy Widodo pun sudah menyiapkan solusi ketika negosiasi dengan si pemain menemui jalan buntu. Salah satunya, mereka lebih melirik pemain muda, yang secara kualitas hampir sama, tetapi harganya jauh lebih murah.

“Suka tak suka, manajemen lantas menoleh ke pemain-pemain muda. Kami mencari yang kualitasnya bagus, harganya juga ‘bagus’. Tapi, itu pun tidak gampang. Dari sisi pemain memang agak menyebalkan, tapi dari sisi manajemen itu menyenangkan. Kapan lagi kami menampilkan anak-anak muda ini. Sebenarnya mereka berpotensi, tapi kesempatan saja yang tidak punya,” tegasnya.

 

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya