Arema kalah dari PSIS Semarang di matchday terakhir, Selasa (30/3/2021) dan gagal lolos dari Grup A Piala Menpora 2021 setelah kalah 2-3. Asisten Pelatih Arema, Kuncoro membeberkan penyebabnya.
Sejatinya, Arema sempat unggul 1-0 lebih dahulu di awal babak pertama lewat gol Dedik Setiawan di menit 8. Namun, di pengujung babak pertama, gawang mereka kebobolan melalui gol Komaruddin.
Butuh kemenangan untuk lolos ke babak perempat final, gawang Arema justru kembali kebobolan oleh gol tendangan bebas Pratama Arhan di menit 61. Sempat menyamakan skor lewat gol penalti Dedik di menit 66, gol penutup dari Riyan Ardiansyah memaksa Arema kalah 2-3.
“Kami tidak lolos karena kesalahan diri sendiri. Awalnya, tadi sudah berjalan sesuai strategi, kami bisa unggul dulu. Ternyata, di menit akhir ada bola set piece, dan kebalas. Itu yang membuat PSIS bangkit,” kata Kuncoro dalam sesi jumpa pers usai laga.
Penyebab Arema Kalah dari PSIS dan Gagal Lolos Lainnya
Kuncoro menyebut sebenarnya sepanjang pertandingan pemain Arema menguasai ball possesion. Namun, selain kesalahan sendiri, kurangnya chemistry antar pemain membuat PSIS mampu membalas tiga gol.
Pelatih asli Malang itu juga menyinggung pemainnya terlalu terlena ketika sudah unggul. Saat situasi dan skor berbalik PSIS yang unggul, mereka kesulitan mengejar ketinggalan.
“Sebenarnya, kami menguasai babak pertama, tapi karena kesalahan kami sendiri jadinya mudah kebobolan. Mungkin karena kurangnya pengertian antar pemain, bisa jadi karena chemistry yang belum padu. Pemain juga mudah terlena saat unggul,” imbuhnya.
Kuncoro Ogah Salahkan Pemain
Sebagai pelatih, Kuncoro ogah melimpahkan kesalahan pada pemainnya. Meski sudah melakukan sejumlah evaluasi, hasil buruk di tiga pertandingan di Grup A ini bakal ditanggungnya sendiri.
“Semua ini adalah kesalahan saya sebagai pelatih. Nanti akan kami perbaiki ke depannya untuk menatap kompetisi resmi,” tandasnya.
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.