Setelah Devi Athok, ada tiga keluarga korban Kanjuruhan Disaster 2 yang melapor ke Polres Malang, Senin (14/11/2022) siang. Mereka didampingi Tim Hukum Aremania Menggugat, Djoko Tritjahjana.
Djoko mengantarkan istri korban, suami korban, dan kakak sekaligus anak korban. Jadi, ada empat korban meninggal yang diwakili oleh tiga keluarga tersebut.
Mereka berangkat bersama dari Sekretariat Bersama Arek Malang (Sekber Arema) sekitar pukul 10.00 WIB. Setelah melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), mereka menuju ruangan Reskrim sekitar pukul 12.00 WIB.
“Pihak-pihak yang kami laporkan adalah mereka yang terlibat dalam pertandingan (Arema vs Persebaya Surabaya) saat terjadinya tragedi tersebut. Terutama para penembak gas air mata ke arah tribune. Kami laporkan dengan Pasal 338 (pembunuhan) dan Pasal 340 (pembunuhan berencana),” kata Djoko.
Laporan 3 Keluarga Korban Kanjuruhan Disaster 2 Melapor ke Polres Malang Belum Tuntas
Sayangnya, Djoko menyebut, laporan polisi model B yang diajukan ketiga keluarga korban Tragedi Kanjuruhan itu belum tuntas hari ini juga. Sebab, ada sejumlah dokumen administratif yang perlu dilengkapi pelapor besok, Selasa (15/11/2022).
“Hari ini masih belum lengkap laporannya, karena ada dokumen administratif yang perlu dilengkapi. Jadi, besok kami akan datang ke sini lagi untuk melengkapinya,” imbuhnya.
“Harapannya, besok ketika kami lengkapi dokumen administratifnya, laporan ini diterima oleh Polres Malang.”
Keluarga Korban Ingin Kasus Ini Segera Menemui Titik Terang
Salah seorang keluarga korban yang melapor, Ika Wulandari menyimpan harapan yang besar terhadap proses hukum yang dimulainya dengan pelaporan polisi model B ini. Sebagai istri korban tragedi tersebut, tentu ingin proses hukumnya bisa menemui titik terang.
“Kalau saya maunya cepat, tapi semuanya juga butuh proses, ya kita ikuti saja prosedurnya yang ada,” pungkas Ika.