Bareskrim Mabes Polri di Jakarta hanya bisa memproses laporan keluarga korban Kanjuruhan Disaster 2 untuk pasal perlindungan anak saja. Sementara, untuk pengajuan pasal pembunuhan dan penganiayaan, mereka diminta mengikuti proses laporan yang berjalan di Polres Malang.
Karena cuma pasal perlindungan anak yang diproses, maka keluarga korban memilih menolaknya atas nama solidaritas. Sebab, mereka yang datang bukan cuma dari keluarga korban anak-anak, melainkan juga korban meninggal dan luka-luka.
Anggota Tim Hukum Aremania, Anjar Nawan Yusky menyebut, Bareskrim tidak bisa memproses laporan dengan pasal pembunuhan dan penganiayaan lantaran kasus dengan pasal yang sama tengah berjalan di Polres Malang. Kedua pasal itu sudah dipakai tiga keluarga korban yang melapor awal pekan lalu.
“Soal pasal yang lain (pembunuhan dan penganiayaan) kami diminta mengikuti proses yang di (Polres) Malang. Menurut pandangan korban, mereka tidak mau,” kata Anjar kepada WEAREMANIA.
“Logikanya sederhana, Mana mungkin di Malang sekelas Polres, sedangkan terlapor adalah jenderal bintang 2. Apakah mungkin? Jangakan di Polres, di Polda Jawa Timur saja belum tentu.”
Keluarga Korban Kanjuruhan Disaster 2 Ogah Lapor ke Polda Jawa Timur
Selain ke Polres Malang, sebenarnya keluarga korban Kanjuruhan Disaster 2 ini punya opsi melapor kepada Polda Jawa Timur dengan kasus yang sama. Namun, Anjar menegaskan, opsi itu tak akan diambil
“Karena yang dilaporkan mantan Kapolda Jawa Timur, mana mungkin nanti menyidik mantan kapoldanya sendiri, sedangkan Kapoldanya juga sama-sama bintang 2. Atinya, syarat konflik kepentingan,” imbuhnya.
“Makanya, harapan besar kita kalau kasus ini ditangani Bareskrim bisa selesai. Tapi, ternyata Bareskrim sendiri tidak punya sikap yang jelas. Bahkan terkesan berbelit-belit dalam melayani laporan kami.”