Aremania pasti tak menyangka dengan pola permainan berbeda yang ditampilkan Arema saat mengalahkan Persikabo 1973 di Pekan 33, Kamis (24/3/2022) malam. Ternyata Arema bisa juga tampil menyerang dan agresif.
Pasti banyak yang menyangka, lagi-lagi Arema akan menerapkan sepak bola negatif yang membiarkan lawan menyerang sambil sesekali mengandalkan serangan balik. Tak heran lantaran pelatih Eduardo Almeida biasa menerapkan taktik seperti itu.
Saat Arema unggul dulu lewat gol Rizky Dwi pasti banyak yang menyangka Arema bakal parkir bus. Nyatanya, tak lama berselang gawang Arema kebobolan oleh gol Hanis Sagara yang membuat mereka bangkit menyerang hingga mencetak dua gol tambahan lewat Johan Farizi dan Carlos Fortes.
“Saya tidak menginstruksikan harus lebih agresif menyerang. Kami cuma fokus ke pertandingan. Memang, kami tidak bisa mencetak tiga gol setiap laga, di laga lain kami bikin dua gol, atau satu gol, yang penting kan hasilnya,” kata Almeida.
Arema Bisa Juga Tampil Menyerang, Tapi Bukan Soal Agresivitas
Eduardo Almeida juga tak mempermasalahkan Arema harus tampil agresif atau tidak. Ditegaskannya, yang terpenting adalah hasil pertandingan dari apa yang diupayakan di lapangan.
Ada kalanya, sebuah tim bermain buruk, tapi akhirnya bisa memenangkan pertandingan. Ada juga tim yang bermain bagus, nyatanya hasil akhir mereka kalah.
“Ini bukan soal bermain lebih agresif atau tidak agresif. Apa yang kita lakukan di lapangan memberikan kita hasil. Kalau menang, tentu hasilnya positif, karena kami bekerja untuk itu. Ini bukan sekadar kami bilang ingin menang, ini bukan sekadar bicara, tapi aksi nyata di lapangan,” pungkasnya.
Untuk kedua kalinya musim ini Arema mampu mencetak tiga gol dalam satu laga saat mengalahkan Persikabo 1973. BACA: Inilah momen tiga gol Arema yang bersarang ke gawang Persikabo 1973.