Tim Hukum Aremania Ingatkan Tim Penyidik Kasus Kanjuruhan Disaster 2 Tentang Fokus Autopsi

- Advertisement -

Tim Hukum Aremania ingatkan tim penyidik kasus Kanjuruhan Disaster 2 tentang fokus autopsi yang sudah dilakukan pekan lalu. Bahkan, mereka akan mengirimkan surat secara resmi terkait hal ini.

Akhir pekan lalu, penyidik bersama tim dokter yang dipimpin Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) baru saja melakukan autopsi. Yang diautopsi adalah dua jenazah korban yang dimakamkan di Wajak, Kabupaten Malang.

Anggota Tim Hukum Aremania, Anjar Nawan Yusky menegaskan, fokus autopsi adalah berhubungan dengan toksikologi. Jadi, tim dokter yang melakukan autopsi harus memastikan kandungan racun pada jasad yang sudah diperiksa.

“Kita akan bersurat, mengingatkan tim penyidik bahwa fokus autopsi itu pada toksikologi forensik. Itu mencari tahu apakah benar ada racun yang menyebabkan kematian. Kalau ada, apa jenis racunnya, dan kadarnya seberapa,” kata Anjar.

Fokus Autopsi Korban Kasus Kanjuruhan Disaster 2 Sudah Diatur Dalam Peraturan Kapolri

Anjar menambahkan, fokus autopsi itu sebenarnya sudah diatur dalam Peraturan Kapolri (Perkap). Jadi, tak ada alasan bagi tim penyidik dan tim dokter yang melakukan autopsi untuk tidak menyinggung terkait toksikologi tersebut.

“Dalam Perkap (Peraturan Kapolri) kan ada. Kalau ada korban yang mati tidak wajar maka dilakukan autopsi. Apalagi ini kita duga karena keracunan, ayah korban juga bilang jenazah anaknya utuh, tapi pada bagian atas membiru, keluar busa, darah. Kami menduga ini keracunan,” imbuhnya.

Menurutnya, jika melihat kasus-kasus serupa, harusnya bisa keluar hasil autopsi yang seadil-adilnya. Misalnya saja pada kasus kematian karena keracunan sianida dan arsenik.

“Harusnya ini juga bisa. Jadi, harus disingkronkan zat-zat yang ditemukan dalam organ tubuh korban (dengan kandungan gas air mata). Kalaupun organ tubuhnya mengalami pembusukan, maka dokter seharusnya lebih paham,” sambungnya.

“Di tanah kan ada. Sesuai Perkap, bisa diambil sample tanahnya juga. Harapannya di situ ada sisa residu zat-zat beracunnya.”

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya