Ariska Kusumaningtyas, yang Cetak Gol Setelah Tiru Kebiasaan Hamka Hamzah

- Advertisement -

Ariska Kusumaningtyas mencetak gol kemenangan Arema Putri atas PSM Putri 1-0 di laga ketiga Seri Ketiga Grup Liga 1 Putri 2019, Rabu (6/11/2019) kemarin. Ternyata stopper Arema Putri itu bisa mencetak gol setelah meniru kebiasaan Hamka Hamzah.

Hamka yang merupakan stopper Arema FC memang terbiasa maju membantu serangan ketika lini depan timnya buntu. Bahkan, tak jarang kapten tim Singo Edan itu mencetak gol-gol krusial bagi timnya.

Pada babak kedua, Ariska memutuskan ikut maju setelah mengamati pertahanan Arema Putri berjalan dengan baik di babak pertama, dan timnya cenderung menyerang. Gadis yang akrab disapa Wiska itu akhirnya berinisiatif membantu serangan hingga mencetak gol kemenangan di menit 87.

“Kebetulan ada operan bola true pass dari Febry (Anita Putry Cahyo) yang sangat cantik. Saya tidak menyia-nyiakannya, alhamdulillah menjadi gol. Saya dan teman-teman hanya ingin mencari tiga poin,” kata Wiska kepada WEAREMANIA.

Bukan karena Tak Percaya pada Penyerang

Ariska Kusumaningtyas membeber alasannya ikut maju membantu serangan Arema Putri. Menurutnya bukan karena sebagai pemain belakang, gadis 24 tahun itu tak percaya pada penyerang.

Gadis kelahiran Kediri, 26 Januari 1995 ini menegaskan pemain belakang perlu maju jika memang dibutuhkan timnya. Jika tujuannya ikut membongkar pertahanan lawan, tentu tidak masalah.

Meskipun ada pemain lain di posisi sayap atau gelandang, seorang pemain bertahan pun sah-sah saja maju hingga ke dalam kotak penalti lawan. Menurut Wiska, setidaknya kalau ada yang membantu satu lagi (stopper), tim lawan pun juga akan kebingungan harus menjaga yang mana.

“Sedari dulu, misal tim saya menyerang atau mengurung lawan setengah lapangan, saya orangnya tidak sabaran untuk ikut maju. Pokoknya, harus percaya pada pertahanan tim saya. Jadi, siapa tahu beruntung bisa mencetak ģol,” imbuhnya.

Sebelum Maju Harus Bilang Dulu

Ariska Kusumaningtyas tak asal maju begitu saja membantu serangan Arema Putri. Selain harus yakin bahwa pertahanan aman, gadis yang sudah bermain sepak bola sejak usia kelas 3 Sekolah Dasar itu menegaskan harus bilang dulu dengan teman lain di lini belakang.

Jika pelatih memainkan komposisi empat bek, jika Wiska maju, sisa tiga bek harus bisa melakukan covering. Jika komposisi tiga bek yang dimainkan, artinya harus ada satu gelandang bertahan yang ikut membantu dua bek yang tersisa.

Yang terpenting menurut Wiska adalah percaya pada teman di lini belakang yang ditinggalkan. Ketika terjadi serangan balik lawan pun harus segera turun ke posisi semula sebagai bek tengah.

“Sebelum maju ke depan, saya selalu bilang, ‘cover saya’. Sisa tiga bek di belakang saya minta tolong mereka untuk stay. Jadi, dua bek sayap tidak ikut maju. Kalau kemungkinan terkena serangan balik bisa dipotong lah, sambil menunggu saya kembali ke posisi semula,” tandas eks pemain Tim Sepak bola Kota Kediri tersebut.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya