Benarkah Patung Kepala Singa di Stadion Kanjuruhan Tidak Diinginkan Leluhur?

- Advertisement -

Pasca Kanjuruhan Disaster 2, ada yang bertanya-tanya benarkah patung kepala singa di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang tidak diinginkan para leluhur setempat? Pelaku Spiritual, Ki Sabdalangit mencoba menjawab pertanyaan tersebut.

Menurutnya, biasa saja hal itu terjadi, karena para leluhur berharap generasi penerusnya tidak melakukan desakralisasi. Makssudnya, sudah banyak generasi penerus yang secara sengaja atau tidak, sudah menghilangkan kesakralan, kewingitan, yang sudah dibangun para leluhur, alih-alih melestarikan.

Ki Sabdalangit menegaskan untuk mendirikan patung sakral di sebuah wilayah tidak boleh sembarangan. Harus ada ritual khusus untuk meminta izin karena patung ini menyangkut leluhur besar di Kerajaan Kanjuruhan.

“Bahkan, setahu saya, sesepuh di Kerajaan Kanjuruhan memakai nama-nama Singha atau Singo, tentu ini erat dan identik dengan nama2 singa sebagai simbol Arema,” kata Ki Sabdalangit.

“Ketika dibuat patung singa, tapi ternyata bentuknya menyerupai (kepala) manusia, sedangkan singa itu leluhur besar di Kanjuruhan. Bisa saja, leluhur tidak terima.”

Kanjuruhan Disaster 2 Merupakan Teguran Atas Keberadaan Patung Kepala Singa di Stadion Kanjuruhan?

Ki Sabdalangit menilai, kalau mau bagus, semua kejadian yang tidak mengenakkan, termasuk Kanjuruhan Disaster 2 ini dianggap sebagai teguran atau pengingat. Tujuannya, agar semua pihak bisa melakukan koreksi ke depannya untuk menjadilebih baik.

“Daripada kita merasa ini sudah menjadi takdir, sudah garisnya, kalau begitu tidak ada koreksi. Sama prinsipnya dengan orang dihukum di penjara. Hukuman akan jadi cepat usai, ketika narapidana menyadari kesalahannya, dan berkelakuaan baik selama di penjara, ada kemungkinan dapat remisi,” imbuhnya.

“Lebih baik begitu daripada besar kepala, tinggi hati, menganggap ini bukan kesalahan, sudah takdir Tuhan, selamanya orang akan bodoh. Kalau terbiasa seperti itu (menganggap ini teguran), maka kita akan punya sikap tidak sombong, santun dan punya kepekaan yang lebih bagus.”

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya