5 Tantangan Eduardo Almeida di Musim Kedua Bersama Arema

- Advertisement -

Tantangan Eduardo Almeida diprediksi akan semakin berat di musim keduanya bersama Arema. Setidaknya ada lima tantangan yang harus ditaklukkan pelatih asal Portugal itu di Liga 1 2022-2023.

Mendapatkan tuntutan out dari segelintir Aremania, Almeida justru disodori perpanjangan durasi kontrak oleh manajemen Arema. Bahkan, pelatih berusia 44 tahun itu akhirnya dikontrak hingga akhir musim 2023-2024.

Keputusan manajemen klub itu dinilai memiliki dua sisi seperti mata uang. Di satu sisi ada ketidakpuasan suporter, tapi di sisi lain Almeida yang sudah tahu luar-dalamnya Arema semusim dinilai tepat melanjutkan misinya yang belum usai.

Inilah 5 Tantangan Eduardo Almeida di Musim Kedua Bersama Arema

1. Menyatukan Pemain-pemain Rekrutan Anyar

Sejauh ini, Arema sudah mendatangkan tujuh pemain anyar dan melepas 15 pemain lawasnya. Artinya, ada tugas berat bagi Almeida untuk menyatukan para pemain rekrutan anyar itu dengan 18 pemain lawas yang dipertahankan.

Bukan sekadar adaptasi bagi pemain baru, lebih dari itu, Almeida harus menciptakan chemistry antar pemain. Tak banyak waktu yang dimilikinya, lantaran kabarnya Liga 1 2022-2023 bakal digelar 27 Juli 2022.

2. Mengubah Cara Bermain

Musim lalu, Almeida banyak menuai kritikan dari Aremania yang tak suka dengan cara bermain tim yang dilatihnya. Skuad Singo Edan dinilai lebih doyan tampil bertahan ketimbang atraktif memburu gol demi gol.

Dengan modal pemain-pemain tambahan yang baru direkrut, harapannya bisa memudahkan Almeida dalam mengubah cara bermain Arema. Terlebih, saat ini pasti tim-tim pesaing sudah mempelajari bagaimana Arema bermain, sehingga mau tak mau harus berubah musim depan.

3. Mengembalikan Kepercayaan Aremania

Terpilihnya Almeida sebagai pelatih Arema untuk musim depan, membuat segelintir Aremania tidak puas dengan keputusan tersebut. Ketidakpuasan itu tentu menimbulkan menurunkan tingkat kepercayaan kepada si pelatih.

Almeida harus bekerja ekstra keras di awal musim demi menunjukkan kepada Aremania bahwa Arema tak salah menunjuknya lagi sebagai pelatih kepala. Bahkan, jika ada kesempatan ikut serta di turnamen pramusim, sebisa mungkin harus dimenangkan.

4. Menangkal Tekanan di Laga Kandang

Jika tidak ada perubahan, Liga 1 musim depan akan kembali memakai format home-away. Hal ini patut diwaspadai Almeida di mana tekanan suporter pada tim akan lebih tinggi di laga kandang.

Memang, jika ditanya pemain pasti kompak mengaku dukungan Aremania di tribune stadion dijadikan motivasi bukan tekanan. Namun, fakta bicara ketika Arema tampil di luar kandang tanpa penonton seperti musim lalu, hasilnya tekanan suporter di lapangan sama sekali tak dirasakan.

5. Mengubah Target Pribadinya

Musim lalu, Almeida “tak berani” memasang target juara Liga 1, meskipun peluang itu ada. Target yang dipatoknya sejak Pekan 1 adalah mendapatkan tiga poin di tiap laga, yang tentu tak sama dengan target manajemen klub.

Tak dipungkiri memang jika Arema meraih tiga poin di tiap laga dari pekan pertama sampai pekan terakhir sama saja dengan membuka lebar peluang juara. Hanya saja, Aremania yang tak memahami maksud hati si pelatih akan lebih puas jika mendengar targetnya adalah juara Liga 1.

Sejauh ini sudah ada tujuh pemain anyar yang didatangkan untuk mengisi skuad Arema di bawah asuhan Eduardo Almeida. BACA: Inilah skuad Arema untuk Liga 1 2022-2023 sementara, dan dipastikan masih akan bertambah lagi.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya