Beda Nasib Aji Santoso Saat Jadi Pemain dan Pelatih Arema

- Advertisement -

Selamat ulang tahun Aji Santoso! Hari ini (6/4/2020) usianya genap 50 tahun. Pria asli Malang itu bukan hanya legenda sebagai pemain, tapi juga pernah melatih Arema.

Sebelum menyandang usia setengah abad ini, Aji sudah kenyang pengalaman, baik sebagai pemain maupun pelatih. Tak hanya di klub, tapi juga di Timnas Indonesia. Bahkan, yang membanggakan, di mana pun bermain, Aji tidak pernah duduk di bench pemain cadangan, karena namanya selalu masuk ke tim utama.

Aji identik dengan jersey bernomor punggung 3. Nomor punggung itu dipakainya di klub maupun di Timnas. Bahkan, di Arema, tak sembarangan pemain bisa mendapatkan nomor punggung keramat itu.

Nasib Aji Santoso sebagai Pemain Arema yang Pegang Rekor

Nasib Aji Santoso saat menjadi pemain Arema bisa dibilang mujur. Bahkan, selama membela Arema, namanya menjadi langganan dipanggil Timnas Indonesia pada kurun waktu 1990-2000, hingga mengoleksi 41 caps dan enam gol.

Aji mengawali karier profesionalnya di Arema pada tahun 1987 hingga 1995. Sempat hijrah empat musim ke tim rival Persebaya Surabaya, semusim bermain untuk PSM Makassar dan Persema Malang, musim 2002 dia kembali lagi ke Arema dan gantung sepatu pada tahun 2004.

Sebagai pemain, selain pernah membawa Arema merebut gelar juara Liga Sepak bola Utama (Galatama) 1992-1993, sejumlah rekor juga dipegangnya. Aji menjadi Pencetak Gol Termuda Arema di Laga Resmi, pada usia 18 tahun tujuh bulan 13 hari, pada laga melawan Barito Putera (Galatama 1987-1988, 19/11/1988).

Sayang, akhir manis gagal dikecapnya sebelum memutuskan untuk pensiun pada tahun 2004. Ajie yang kembali memperkuat Arema usai lama berpetualang ke klub-klub lain, gagal menyelamatkan Arema dari jurang degradasi pada Liga Indonesia 2003.

Nasibnya sebagai Pelatih Arema yang Berakhir Tak Manis

Aji Santoso didapuk menjadi pelatih Arema di Liga 1 2017, dan diperkenalkan pada akhir Desember 2016. Namun, lagi-lagi akhir yang manis tak mampu ditorehkannya, sama ketika menjadi penggawa Singo Edan dulu.

Era kepelatihan Aji di Arema sebenarnya mengusung konsep yang cukup istimewa, yakni Pandawa Lima yang menyatukan pada legenda klub. Aji didampingi asisten pelatih Joko Susilo, Singgih Pitono, Kuncoro, dan pelatih kiper Yanuar Hermansyah, yang semuanya mantan pemain Arema era juara Galatama 1992-1993.

Sebenarnya, rasa optimistis dan percaya diri untuk berprestasi itu muncul ketika dua trofi pramusim diboyong Aji ke Malang. Arema dibawanya menjadi juara Trofeo Bhayangkara Cup 2017, dan Piala Presiden 2017.

Sayang, hasil itu berbanding terbalik di kompetisi sebenarnya, Liga 1 2017, di mana Arema terseok-seok di putaran pertama. Karier Aji sebagai pelatih Arema pun berakhir setelah mengundurkan diri (31/7/2017) setelah adanya gelombang tekanan dari Aremania yang kurang puas dengan hasil tim kebanggan mereka.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya