Cerita Junda Irawan dari SSB Kampung Sampai Main di Luar Negeri

- Advertisement -

Cerita Junda Irawan yang meniti karier sepak bola dari nol hingga menembus tim senior Arema cukup panjang. Bermula dari ‘SSB kampung’, Kaki Mas Dampit, pemain yang hari ini (31/5/2020) genap berusia 24 tahun itu mampu bermain di luar negeri.

Pemain kelahiran Malang, 31 Mei 1996 tercatat sejak berusia 14 tahun (2010) hijrah ke Jakarta untuk menimba ilmu di SSB Villa 2000. Junda sempat tampil pada sejumlah ajang bersama SSB tersebut, yakni Haornas, MUPC Suratin dan Liga ASSBI Villa 2000.

Penampilan apiknya bersama Villa 2000 menarik perhatian pelatih Timnas Pelajar Indonesia U-15 yang menjadi juara Asia di tahun 2011. Bahkan, pada laga final dramatis, Junda berhasil mencetak gol ke gawang Thailand lewat tendangan bebasnya.

Setahun kemudian, Junda dikirim mengikuti program SAD (Sociedad Anonima Deportiva) Indonesia di Uruguay. Bersama empat pemain lainnya, Firmasyah, Reza Pratama, Bagas Adi Nugroho, Maldini Pali, mereka bermain di kompetisi junior (Quinta Division).

Cerita Junda Irawan Gabung Klub Australia

Empat bulan sebelum memperkuat Timnas Indonesia U-21 yang dipersiapkan untuk mengikuti turnamen Cotif di Valencia, Spanyol, 10-20 Agustus 2014, Junda terbang ke Australia. Pemain berposisi bek kiri dan stopper itu menjalani trial bersama Brisbane Roar.

Junda menjadi pemain Indonesia kedua yang dikontrak Brisbane Roar Youth (reserve) setelah Yandi Sofyan (yang juga pernah main di Arema di ISL 2013). Bergabungnya kedua pemain tak lepas dari peran Nirwan Bakrie yang juga pemilik Brisbane Roar.

Namun, pada Juni 2015, Junda memutuskan pulang ke Malang, di saat kompetisi QNB League 2015 dibubarkan setelah PSSI dibekukan Kemenpora. Pemilik jersey bernomor punggung 31 itu lalu bergabung dengan Arema di ajang Piala Jenderal Sudirman 2015.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya