Mengenang Marthen Tao dengan Gol Penentunya

- Advertisement -

Jauh sebelum konflik Abduh Lestaluhu yang diklaim dua klub yaitu Persebaya dan PS Tira. 15 tahun lalu Arema pernah mengalami nasib serupa.

Apa yang paling diingat tentang Marthen Tao? Banyak jawaban yang mungkin sekilas hampir sama, semua terkenang dengan gol satu-satunya yang dia ciptakan kala final Divisi I antara Arema melawan PSDS yang memenangkan Arema.

Tidak banyak yang tahu jika setahun sebelumnya di musim 2004, Marthen Tao pernah disengketakan oleh Arema dan PKT Bontang.

Dualisme kepemilikan Marthen Tao menyebabkan sang pemain masuk daftar cekal alias tidak bisa dimainkan klub manapun sampai statusnya selesai.

Polemik Dualisme Kepemilikan Marthen

Kejadi itu bermula saat keinginan Arema untuk mendatangkan Marthen Tao di awal musim 2004 sebagai persiapan ke Liga Divisi I. Arema pun memberikan DP (Down Payment) kepada sang pemain. Hanya saja, di saat yang sama, PKT juga memberikan DP untuk mempertahankan sang pemain.

Memang jika kasus itu terjadi sekarang, DP tidak bisa dijadikan patokan untuk mendapatkan pemain. Karena pemain bisa lepas kapanpun meskipun sudah menerima DP. Pada masa itu, DP dan kemudian kwitansi sudah dianggap sebagai syarat pemberian kontrak pemain.

Hingga batas waktu selesai pendaftaran, baik Arema dan PKT sama-sama ngotot untuk mendatangkan pemain. Keadaan yang membuat Direktur Alih Status dan Transfer Pemain PSSI yaitu Barry Sihotang memasukkan sang pemain ke dalam daftar cekal kompetisi.

Marthen tidak bisa bermain di Liga selama statusnya belum selesai dan itu berlangsung selama setengah musim kompetisi. Meskipun ada hukuman, baik Arema dan PKT sama sekali tidak menyerah.

Baru kemudian pada 25 Maret 2004 atau 21 hari setelah hari ulang tahunnya, Komisi Disiplin PSSI menggelar rapat yang menghasilkan keputusan Marthen Tao adalah milik Arema. Pertimbangan yang diberikan Ketua Komdis saat itu yaitu Togar Manahan Nero adalah keinginan sang pemain untuk bermain bersama Singo Edan.

Keputusan Komdis tidak selesai begitu saja, Marthen Tao didenda atas kelakukannya ini sebanyak Rp10 juta rupiah. Kemudian dia harus mengembalikan uang kontrak yang diterima dari PKT Bontang.

Kiprah Marthen Tao Di Arema

Di Arema, selama tiga musim bergabung. Marthen mampu berjasa di sejumlah pertandingan. Sosoknya memang bermain di putaran kedua. Namun, dia mampu mencetak 12 gol dan salah satunya adalah kemenangan Arema melawan PSDS di final Divisi I.

Dirinya kemudian juga membawa Arema menjadi dua kali juara Copa Indonesia 2005 dan Copa Indonesia 2006.

Secara tipikal permainan, dirinya mirip dengan Sunarto seperti saat ini. Perannya lebih banyak untuk supersub alias pemain pengganti. Namun, dari bangku cadangan inilah gol banyak dia ciptakan.

Saat Arema ditangani oleh Miroslav Janu, dirinya tidak masuk proyeksi pelatih baru. Kemudian hengkang dan memilih PSIS Semarang sebagai pelabuhannya setelah di Arema.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya