Batu Lumut Sendang ini sendiri berasal dari Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Bupati Malang, Rendra Kresna telah mengukuhkan batu tersebut sebagai batu akik khas Malang. Pasalnya, batu ini hanya ditemukan di daerah tempatnya menjabat. Batu ini banyak dicari para kolektor dan penggila batu akik karena penampakannya hampir mirip dengan batu bacan yang lebih dulu terkenal. Penampakan batu akik ini berserat lumut dengan warna antara hijau kecoklatan, bahkan ada sebagian corak yang mengkristal putih.
Seperti batu berharga lainnya, harga Batu Lumut Sendang konon bisa mencapai angka 200 ribu rupiah perbatu yang sudah diolah dan siap pakai sebagai mata cintin. Kalau yang masih dalam bentuk bongkahan batu mungkin bisa lebih mahal lagi.
Bahkan, ada pedagang batu akik bernama Sugito yang mengaku telah menjual liontin akik Lumut Sendang ukuran 5 x 4 x 3 milimeter seharga 2 juta rupiah. Pedagang batu akik itu juga pernah menjual dalam bentuk bongkahan seharga 7,5 juta rupiah. Bongkahan tersebut memiliki berbagai ukuran, corak dan pengkristalan yang tentunya berbeda. Menurutnya, semakin tua batunya, akan ada kristalnya, dan membuatnya semakin mahal.
Pasaran batu akik asli Malang ini memang terbilang masih sepi, karena kebanyakan pembelinya adalah kolektor yang masih mau mencobanya. Sebenarnya, batu ini memiliki keunikan dan kekayaan corak masing-masing yang menjadi nilai jualnya. Sempat pula ada yang meneliti kadarnya. Hasilnya Batu Lumut Sendang memiliki kualitas yang hampir sama dengan batu Bacan dari luar Malang.
Jika terus dikembangkan, maka batu akik jenis ini bisa mengangkat nama Malang sendiri. Seiring berjalannya waktu, semakin tenarnya batu akik jenis ini bakal mendongkrak pula perekonomian di Malang selatan khususnya dan Malang Raya pada umumnya. Tentunya, hal ini juga akan berpengaruh kepada kantong para pengusaha batu akik itu sendiri, sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat yang mau berkecimpung dalam dunia bisnis musiman ini.