Menonton film menjadi kegiatan yang menyenangkan ya nawak. Jika kini menonton film bisa dilakukan di rumah saja, berbeda dengan waktu sebelum pandemi di mana menonton film terbaik dapat dinikmati di teater atau bioskop. Tahukah nawak, Malang sudah memiliki bioskop bahkan sebelum Indonesia merdeka. Ialah Bioskop Kelud Malang, sebuah tempat nobar outdoor pada masanya.
Menurut penggiat seni budaya dan sejarah, Dri Cahyono, bioskop di Malang sudah beroperasi sejak tahun 1930-an. Beberapa bioskop pertama di Malang seperti Bioskop Kelud atau Agung Theatre, dan Merdeka Theater alias Alhambra. Bangunan ini berada di Jalan KH Agus Salim ini kini telah ditempati Mitra. Nama Agung Theatre baru diperbarui pada tahun 1970-an, era kejayaan bioskop di kota Malang. Nama bioskop lainnya yang mungkin tidak asing juga di telinga Anda adalah bioskop Mutiara atau Ria yang dulunya bernama Rex.
Bioskop Kelud Malang
Nama bioskop ini memakai bahasa walikan Malang, yakni Bioskop ‘Dulek’ menjadi ‘Kelud’. Layaknya bioskop masa kini, dahulu Bioskop Kelud menjadi tempat favorit yang slalu ramai pengunjung terlebih di atas jam 19.00 malam. Bioskop yang selalu buka ini berada di ruang terbuka, alias outdoor. Alhasil, tempat ini akan tutup saat gerimis datang. Orang-orang menyebutnya dengan Bioskop ‘Misbar’ alias Gerimis Bubar.
Selain menawarkan pengalaman menonton film nyaman di ruang terbuka, Bioskop Kelud Malang juga menawarkan harga yang ramah di kantong. Harga tiketnya cukup murah karena seharga dengan satu porsi nasi di warung pinggir jalan saja. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan Bioskop lain seperti Bioskop Mutiara yang harganya bisa setara dengan 5-10 piring nasi.
Ramai Penonton
Hari-hari di Bioskop Kelud selalu ramai pengunjung. Rekor dengan penonton tertinggi terjadi pada saat pemutaran film ‘Inem Pelayan Seksi’ (1976) yang dibintangi Titiek Puspa dan Doris Callebaute, yakni mencapai sekitar 7000 penonton. Film yang paling diminati di Malang saat itu memang film dengan nuansa ‘panas’. Seut saja film-film India dengan banyak wanita dan tarian menggunakan busana minim. Selain itu, ada juga film laga koboi dari barat.
Bioskop Berkelas Pada Zamannya
Dahulu, di Malang tahun 1930-an tidak hanya berdiri Bioskop Kelud saja, namun juga beberapa bioskop elit seperti Centrum. HIngga 1970-an, banyak bioskop berkelas lain yang mulai berdiri seperti Malang Teatre di Jalan Ade Irma Suryani, Irama di Blimbing dan Jaua di Jalan Kol Sugiono. Hingga akhirnya era emas bioskop misbar pun berakhir karena banyaknya bioskop elit yang berdiri.
Dahulu, pembagian kelas bioskop terdiri dari tiga kelas, yakni: Kelas A, B dan C. Kelas A seperti Malang Theater, Merdeka, Ria dan Surya di Mitra 1, Ratna di Jalan KH Agus Salim, Mulya dan Jaya di Jalan Kol Sugiono. Kelas B seperti Garuda di Kidul Pasar, dan Irama di kawasan Ciliwung. Sedangkan kelas C terdiri dari Kelud, Galunggung di Jalan Raya Langsep, Tenun di Jalan Perusahaan dan Gadang di Gadang. Apabila ada film baru, maka yang didahulukan adalah di Kelas A, kemudian B dan terakhir C.
Baca juga: Klodjen Djaja 1956, Sensasi Ngopi Malang Tempo Dulu
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.