Anusapati, seorang raja Singhasari yang dibunuh oleh orang suruhannya sendiri, Panji Tohjaya. Diceritakan, Panji Tohjaya adalah anak dari Ken Arok, raja Tumapel yang dibunuh oleh Anusapati. Merasa tidak terima dengan terbunuhnya Ken Arok, Tohjaya pun berniat balas dendam pada Anusapati. Begini kisahnya.
Dari kitab Pararaton diketahui bahwa Anusapati menggantikan Ken Arok sebagai ratu pada tahun 1170 Saka (1248 M). Tak perlu waktu lama sejak penobatan ini, Raden Tohjaya mendengar kabar dan mengetahui fakta bahwa Anusapati telah membayar seseorang untuk membunuh Sang Amurwabhumi. Demi melancarkan aksi balas dendam, Panji Tohjaya berusaha mencoba berbagai macam cara.
Rencana Pembunuhan
Saat Anuspati mengetahui rencana pembunuhan Tohjaya, maka ia memerintahkan untuk menggali sebuah terowongan bawah tanah di sekeliling peraduannya. Di halamannya diadakan penjagaan ketat oleh orang yang dapat dipercayainya.
Setelah beberapa lama, Tohjaya memiliki rencana lain dengan mengajak Anusapati untuk sabung ayam. Saat ia mendatangi Anusapati, Panji Tohjaya meminta keris ayahnya yang dibuat oleh Mpu Gandring, sebuah keris legendaris yang dipakai Ken Arok membunuh Tunggul Ametung. Keris itu pun diberikan oleh Anuapati. Setelah diterima oleh Panji Tohjaya, keris itu disisipkannya di pinggang.
Anusapati pun menerima ajakan Tohjaya. Ia pun menyuruh juru kurungnya mengambil seekor ayam jantan. Setelah itu, ayam milik Tohjaya dan Anusapati masing-masing diberi taji. Kedua ekor ayam itu sungguh seimbang keberaniannya. Sang Anusapati sangat menikmati pertarungan tersebut. Namun, ketika ia sedang asyik memperhatikan pertarungan sabung ayam, Panji Tohjaya menikamnya dari belakang.
Anusapati dan Candi Kidal
Menurut Pararaton, wafatnya Anusapati bertarikh tahun Saka 1171 (1249 M) dan dimakamkan di Kidal. Kakawin Nagarakertagama lebih singkat pemberitaannya. Dikatakan bahwa “Bhatara sang Anusanatha, putra baginda, menggantikannya. Selama beliau bertahta di dunia, teguhlah keamanan di negeri Jawa. Pada tahun Saka 1170 (1248 M) mangkatlah Bhatara, pulang ke Indrabhawana (surga Siwa). Ia diwujudkan sebagai arca Siwa dalam suddharma (candi) di Kidal.”
Candi Kidal sendiri letaknya di sebelah tenggara Kota Malang. Ketika diselidiki, ternyata bahwa di halaman candi itu terdapat baik peninggalan-peninggalan yang bersifat Hindu maupun Buddha. Arca Anusapati dalam wujud Siwa tidak ada lagi di dalam bilik candi. Tetapi menurut Schnitger dalam BKI tahun 1932, mengulas sebuah arca yang sekarang disimpan di Museum Royal Tropical Institute di Amsterdam (Belanda). Ia menyatakan bahwa arca tersebut adalah arca perwujudan Raja Anusanatha (Anusapati).
Bernet Kempers dalam keterangannya juga menyebutkan bahwa arca Siwa ini berasal dari Candi Kidal. Menurut Pararaton, Tohjaya bertahta dari tahun 1171-1172 Saka (1249-1250 M), tetapi menurut Nagarakertagama Anusapati mangkat pada tahun 1170 Saka (1248 M) dan digantikan oleh Wisnuwarddhana.
Baca juga: Siapa Ayah Ken Arok?