Ikan koi adalah salah satu ikan yang memiliki nilai jual tinggi. Sebanding dengan keistimewaannya, terdapat treatment khusus dalam pembudidayaannya, yakni membutuhkan air dengan tingkat pH tertentu. Bagi petani ikan koi, memiliki kolam yang jauh dari tempat tinggal mungkin menjadi masalah tersendiri. Namun Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menawarkan solusi dengan alat pemantau kolam ikan koi.
Ialah Muchammad Muchib Zainul Fikry, Taufiq Hidayat, Saad Wilmar, Bagas Rizki Irawan, dan Much Rizki Pradana yang menciptakan sebuah alat bernama Fish Pond Monitoring (FIPMO). Dengan bimbingan dosen Ibu Novita Rosyida, S.Si., M.Si, pengembangan alat ini berhasil mendapatkan pendanaan riset dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang PKM-PI tahun 2021.
Alat Pemantau Kolam Ikan Koi
Secara umum pH normal untuk ikan koi adalah 7.0 sampai dengan 8.6. Tingkat pH air yang tidak ideal dapat menyebabkan ikan mengalami stres dan dapat meningkatkan jumlah kematian ikan. Salah satu cara pengendalian tingkat pH ini adalah dengan menjaga sistem penggantian air.
Pompa yang ada di kolam harus dinyalakan tepat waktu untuk membuat pH air menjadi ideal. Namun karena keterbatasan jarak kolam dan rumah, hal ini menjadi kesulitan tersendiri bagi petani ikan koi.
Berawal dari permasalahan petani ikan koi inilah Lima Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) memanfaatkan teknologi Internet of Things alias IoT. Mereka mengembangkan sebuah alat dengan mengkombinasikan 3 masukan sensor dan pengendalian pompa air dalam balutan algoritma machine learning. Ketiga sensor ini terdiri dari sensor Rain Drop, sensor Water Level, dan sensor pH. Alat ini kemudian dapat dikendalikan dan dimonitor secara real-time melalui aplikasi mobile.
Harapannya dengan hadirnya Fish Pond Monitoring (FIPMO) ini, petani ikan koi mendapatkan kemudahan dalam proses pengelolaan kolam. Tidak hanya itu, alat pemantau kolam ikan koi ini mampu mengurangi tingkat kematian ikan akibat pH air kolam yang tidak ideal. Sehingga, kehadiran FIPMO dapat mengurangi biaya akomodasi dan kerugian akibat ikan koi yang mati.
Baca juga: Si Raja Air, Inovasi Mbois dari PDAM Kota Malang
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.