Kota Batu masih terus melakukan perbaikan dan pengembangan dalam mengatasi masalah yang terus masih terjadi, yaitu banjir. Dengan melakukan pembangunan drainase yang belum memberi dampak baik dalam mengatasi banjir, Kota Malang tak berhenti untuk terus melakukan pembangunan menuju Kota Anti-Banjir. Sebab, soal drainase dianggap yang paling ampuh dalam mengurangi penyebab kebanjiran. Menuju Kota Anti-Banjir, langkah pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan penyusunan master plan drainase yang ideal dan normalisasi drainase.
Pemkot akan melakukan perbaikan 10 titik saluran drainase yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Titik tersebut adalah yang ada di Jalan Akordion, Jalan Cianjur, Jalan Bandung, Jalan Ir Rais, dan Jalan Bulutangkis. Kemudian juga ada di Jalan Aris Munandar, Jalan Sigura-gura, Jalan Dieng, Jalan Budi Utomo, dan Jalan Indragiri.
Dalam melakukan normalisasi saluran drainase ini tentu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Hal ini pemkot menyiapkan anggaran hingga Rp 8 miliar untuk proyek normalisasi drainase tersebut. “Paling besar (Rp 6 miliar) di Jalan Dieng yang dulu kami keruk pertengahan Juni lalu itu bakal dibangun sudetan,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Diah Ayu Kusumadewi sesuai dengan kutipan dari Jawa Pos Radar Malang.
Diah juga menambahkan soal perincian anggaran dengan besar Rp 2,2 miliar untuk wilayah perbaikan drainase di Jl. Bulutangkis, Kelurahan Tasikmadu. Selanjutnya sebesar Rp 1,5 miliar untuk perbaikan di Jl. Akordion, Kelurahan Tunggulwulung. Dan Rp 815 juta untuk di Jl. Ir. Rais sebagai wilayah yang paling langganan terjadi banjir.
Pengebutan drainase yang dilakukan tersebut ditarget akan selesai sekitar dua bulan ini. DPUPRPKP melakukan normalisasi saluran drainase tahun ini cukup panjang, yakni mencapai 19 kilometer. “Artinya, sudah butuh peningkatan. Ada yang memang itu kawasan banjir dan sebagainya,” kata Diah. ”Bulan-bulan ini sudah mulai realisasi atau pekerjaannya dimulai,” tambahnya.
Percepatan perbaikan ini dilakukan sebab DPRD Kota Malang selalu memberi peringatan kepada pemkot agar dapat segera menuntaskan permasalahan banjir. “Ini sudah masuk musim pancaroba. Jadi dikebut saja (perbaikan saluran drainase), nanti pas kembali ke musim hujan bisa berfungsi lagi,” kata Ketua Komisi C DPRD Kota Malang Fathol Arifin.
Perbaikan saluran drainase ini mementingkan pada kualitas hasil akhirnya. Yang artinya, hal ini harapannya bukan hanya perbaikan yang dilakukan sebagai kegiatan pengamburan anggaran saja, karena anggaran yang selalu tak sedikit untuk urusan drainase saja. Menurut Fathol, penuntasan banjir tak hanya berupa perbaikan saluran drainase, tapi juga harus proyek jangka panjang. “Bisa melalui edukasi ke masyarakat. Jangan buang sampah sembarangan. Juga antisipasi lain seperti pemetaan drainase,” tandasnya.