Malang adalah daerah penghasil tebu sekaligus tempat produksi gula besar di Indonesia. Salah satu pabrik gula yang sudah melegenda yakni pabrik gula Kebon Agung yang ada sejak 1905 silam. Pabrik yang berlokasi di desa Kebonagung, Pakisaji, Malang ini memiliki pengolahan limbahnya sendiri. Begini cerita kecanggihannya.
Dalam proses produksi, pabrik gula Kebon Agung ini memasok tebu dari areal sawah dan tegal yang tumbuh di iklim tropis dan subtropis. Kemudian, tebu-tebu tersebut dipilih bagian batangnya yang mengandung gula (sukrosa) untuk diproses menjadi gula kristal.
Selayaknya pabrik pada umumnya, produksi gula menghasilkan limbah yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang. Sebab, limbah ini dapat membahayakan lingkungan sekitar. Pabrik gula Kebon Agung sudah memiliki sistem pengolahan limbah sendiri yang canggih. Limbah sisa produksi gula berupa limbah padat, cair, dan gas.
Pengolahan Limbah Cair
Untuk pengolahannya, limbah cair yang berasal dari larutan gula mengalir melalui pipa-pipa besar yang langsung menuju selokan, air cucian evaporator, dan lainnya. Metode pengolahan limbah cair dibagi menjadi dua macam. Pertama, pengolahan secara internal dilakukan dengan cara meminimalisasi limbah, pemisahan air berpolutan, pencegahan masuknya polutan padat ke dalam air.
Sedangkan pengolahan secar eksternal dilakukan dengan cara melewatkan air berpolutan melalui UPLC (Unit Pengolahan Limbah Cair). UPLC ini menjaga jumlah limbah dan kadar polutan tidak mencemari lingkungan.
Pengolahan Limbah Padat
Lain dengan limbah cair, lain halnya dengan pengolahan limbah padat seperti ampas, blotong, dan abu ketel. Ampas yang dihasilkan dari sisa produksi masih dapat digunakan lagi untuk medium penumbuh jamur bahkan juga dijual untuk industri kertas.
Limbah blotong adalah hasil dari stasiun pemurnian merupakan kotoran-kotoran nira yang mengendap yang mengandung bahan organik dan anorganik. Bahan satu ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan batu bata dan kompos.
Lalu untuk limbah abu ketel alias abu yang dihasilkan dari pembakaran ketel, bahan ini berpotensi mengganggu saluran pernapasan kita. Pengolahan limbah ini dengan cara menyemprot air terlebih dahulu agar tidak menyebar. Pemanfaatan abu ketel ini sama dengan blotong, yakni untuk bahan campuran batu bata, pupuk kompos, juga bahan bakaran batu bata.
Limbah Gas
Yang terakhir ada limbah gas. Utamanya limbah jenis ini menghasikan jelaga, yakni limbah yang berasal dari asap yang dihasilkan ketel dan pembakaran yang tidak sempurna. Maka, cara mengolahnya yakni dengan menggunakan ketel yang dilengkapi dengan dust collector dan cyclone yang dapat memisahkan partikel dari gas.
sumber: http://www.ptkebonagung.com/
Baca juga: Jejak Pabrik Gula Sempalwadak
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.