Malang memiiki dua stasiun yang masing-masing masih beroperasi hingga saat ini, yakni Kotalama dan Kotabaru. Stasiun Kotabaru dibangun lebih dari 60 tahun setelah Stasiun Kotalama mulai dioperasikan. Menurut sejarah, pada tahun 1940 Kotabaru berpindah ke Jalan Trunojoyo, Kecamatan Klojen, Kota Malang dengan konsep bangunan di kota-kota Eropa.
Loh kok berpindah? Bukan mulai dibangun di sana?
Awalnya Satu Kompleks
Stasiun Kotalama dan Stasiun Kotabaru diketahui kini berada di dua alamat yang berbeda. Namun, siapa sangka jika awalnya kedua stasiun ini sama-sama beralamatkan di Jalan Kolonel Sugiono, Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun. Jika Stasiun Kotalama dibangun pada tahun 1879, stasiun Kotabaru dibangun tahun 1887 di sebelah timur rel kereta.
Konsep Stasiun Eropa
Pada 1940, stasiun Kotabaru dibangun kembali di tempat yang berbeda dengan konsep bangunan yang berbeda. Sesuai rencana dari Ir. Herman Thomas Karsten, Perencana Kota Malang pada saat itu, stasiun ini dibuat seperti stasiun di kota-kota besar Eropa yang terletak di pusat kota, lengkap dengan jalan kembar dari stasiun menuju Alun-alun Tugu dengan taman di tengahnya.
Bangunan stasiun Kotabaru dibuat dengan arsitektur gaya kolonial modern alias Nieuwe Bouwen. Ciri bangunan ini memiliki atap putih, volume bangunan kubus, atap datar, dan gevel horizontal. Rancangan ini dibuat langsung oleh Landsgebouwendienst (Jawatan Gedung Negara). Sementara itu, perancangan teknisnya berpatokan pada karya J. Van der Eb. yang dilakukan oleh Jawatan Kereta Api. Untuk pelaksanaan pembangunannya dikerjakan oleh sebuah perusahaan biro tersohor, dengan pelaksana bangunan dan perancangan bernama Algemeen Ingenieurs en Architecten (AIA).
Keistimewaan Kotabaru
Selain gaya bangunan megah dengan konsep bak di negeri Eropa, stasiun Kotabaru memiliki keistimewaan lain yakni diengkapi dengan lorong bawah tanah. Pada hakikatnya, lorong bawah tanah ini difungsikan debagai penghubung antara peron satu dan peron lainnya.
Tidak main-main, lorong bawah tanah ini dibuat dari beton yang tahan ledakan bom dan kedap gas beracun. Rancangan konstruksi lorong ini disarankan pihak militer untuk mengantisipasi serangan udara musuh. Mengingat saat itu sedang gencar isu Perang Dunia II yang berpotensi mengusik kekuasaan Hindia-Belanda di Indonesia.
Baca juga: Daftar Alamat Stasiun Kereta Api di Malang Raya
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.