Patung Kepala Singa Tegar yang Membawa Pesan Kesdihan Kanjuruhan Disaster 2

- Advertisement -

Patung kepala singa yang diberi nama Tegar menjadi kado Hari Ulang Tahun Arema ke-35. Namun, patung yang diletakkan di halaman Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang itu seolah membawa pesan kesedihan Kanjuruhan Disaster 2.

Pertama kali melihat patung kepala singa itu sebelum diresmikan, penulis merasa kurang sreg dengan penampakannya. Rasanya Aremania juga sependapat jika sosok singa yang ditampilkan menampilkan raut kesedihan.

Dari namanya saja sudah Tegar. Semua paham jika sebenarnya nama itu diambil dari nama singa yang dihadiahkan mendiang Taufik Kiemas, suami mantan Presiden RI, Megawati.

Pasti banyak Aremania yang bertanya-tanya saat itu. Kenapa patung singa ini cuma kepalanya saja tidak utuh seperti singa pada umumnya? Kenapa wajahnya terkesan bersedih bukan kesan kewibawaan singa yang ditampilkan?

Kesan itu ternyata juga ditangkap Ki Sabdalangit yang diunggahnya dalam pembahasan di channel YouTube-nya, SuryaKKS. Pelaku spiritual itu pun membahas secara detail mengenai pesan kesedihan dari Tegar 50 hari sebelum tragedi itu terjadi.

Pesan Kesdihan Kanjuruhan Disaster 2 Dalam Raut Wajah Tegar

Jika dilihat secara seksama, wajah tegar memang menampakkan kesedihan yang mendalam. Ki Sabdalangit menangkap itu melalui bentuk mata, hidung, dan bibir si patung yang lebih menyerupai wajah manusia ketimbang singa.

Mata Tegar disebutnya terlihat seperti mata yang hampir tertidur, tidak memejam rapat, karena masih terlihat sedikit biji matanya. Matanya mirip mata yang menangis.

Hidungnya tampak kempes di bagian tengah, tidak seperti singa pada umumnya, yang lurus dan tebal. Kesan yang tampak seperti hidung yang menahan sesuatu, entah kesedihan, rasa perih, atau pilu.

Bibir mulutnya menekuk ke bawah seperti emoticon sedih. Penampakannya sangat tendensius memperlihatkan perasaan kesedihan yang mendalam, menahan kepiluan, tangis, atau bahasa kerennya ‘lagi mewek’.

“Wajahnya seperti orang yang mati kesakitan, sambil menahan tangis. Patung singa ini jelas tidak mempresentasikan sosok singa itu sendiri. Kalau kita lihat secara spiritual, arsitek itu bisa jadi sudah disetir kekuatan gaib, mungkin danyangnya stadion, menyiratkan suatu pertanda atau perlambang,” kata Ki Sabdalangit.

Selain wajah, kesan pilu ditangkapnya dari bentuk ujung runcing pada mahkota yang menempel di atas patung kepala singa tersebut. Menurutnya, tanduk mahkotanya lebih mirip dengan jeruji pagar, bahkan seperti makam atau kuburan.

“Coba bayangkan bentuk pocongan seperti apa? Patung singa ini menyerupai mayat yang sudah dikafani, lehernya eperti diikat, wajahnya bulat, dan ada kuncirnya di bagian atas (mahkota). Bagian bawah yang tampak terlipat-lipat itu seperti kain kafan. Mana ada bulu singa yang ditampakkan terlipat-lipat?” imbuhnya.

Sosok Patung Singa yang Lebih Ideal

Bukan cuma mengkritisi patung kepala singa ini, Ki Sabdalangit juga mengungkapkan bentuk patung singa yang lebih ideal. Yang jelas, menurutnya bentuknya sama persis dengan singa utuh lengkap dengan badan, kaki, dan ekor.

Menurutnya, sosok Tegar ini tidak ideal karena sosok singa sendiri dalam posisi diam, jarang sekali terlihat memejamkan mata ketika dalam posisi berdiri pakai empat kakinya maupun melipat kedua kaki belakangnya untuk bersimpuh.

“Singa itu matanya terpejam hanya ketika rebahan, kalau berdiri atau bersimpuh matanya tetap terbuka, mengawasi mangsa misalnya. Kalau ini seperti singa tidur sambil berdiri, menahan kesakitan, berduka, menderita,” tambahnya.

Berharap Diganti Dengan Patung Singa yang Baru

Ki Sabdalangit juga memendam harapan agar pihak yang berkepentingan mau mengganti patung kepala singa Tegar dengan patung singa yang utuh. Diyakininya, semua Aremania dan warga Malang juga baru menyadarinya setelah tragedi ini terjadi.

“Mudah-mudahan diganti dengan patung singa yang utuh, singa yang betul-betul perkasa, singa yang mencerminkan penuh semangat. Tapi, tetap wajahnya teduh,” sambungnya.

“Singa itu meski binatang buas, tapi punya aura kewibawaan, tidak seperti hewan buas lainnya, seperti puma atau macan tutul yang beringas dan ganas. Singa itu buasnya tidak begitu tampak.”

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya