Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) Wilayah Malang menggelar Tular Nalar Akademi Digital Lansia (ADL) bekerjasama dengan Politeknik Kesehatan Malang (Polkesma) pada Rabu, 18 Januari 2023. ADL tematik Youtube diikuti sebanyak 103 peserta lanjut usia, terdiri atas komunitas Polkesma, Paguyuban Perempuan Kreatif, Nozama, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang, dan Kreatifitas Tanpa Batas.
Koordinator Wilayah MAFINDO Malang, Anandito Birowo menuturkan dalam penelitian MAFINDO, kelompok lansia menjadi salah satu yang rentan sering menjadi korban disinformasi di ruang digital. Terutama terkait tema kesehatan. Sehingga ADL penting agar tidak menjadi korban atau turut menyebarkan informasi dusta, hoaks, hasutan dan penipuan.
“Kita menggunakan Youtube sebagai sarana untuk mendapat hiburan dan informasi. Bahkan, kadang sambil mengasuh cucu. Sehingga harus dipilah dan ditumbuhkan nalar kritis,” kata Anandito.
Selama pelatihan, para lansia belajar mengenal konten dan algoritma Youtube, bijak dalam mengakses Youtube, menciptakan tontonan Youtbe yang aman bagi lansia dan keluarga. Selain itu, juga belajar mengindentidikasi konten kategori hasutan, hoaks dan penipuan. Pelatihan dilanjutkan dengan praktik cek fakta dengan chat bot Kalimasada dan Tipline MAFINDO.
Usai pelatihan, mereka juga akan mendapat pendampingan dari para fasilitator melalui grup whatsapp. Saling berbagi pengalaman dan tukar informasi dari para lansia dalam berinteraksi di ruang digital. Tujuannya, untuk mengasah nalar kritis dan menghindari hasutan, penipuan dan hoaks.
Wakil Direktur 3 Polkesma, Kissa Bahari menjelaskan era digital kehidupan manusia berada di dunia nyata dan ruang digital. Banyak aktivitas yang dilakukan secara digital, namun tak semua lansia memiliki kemampuan memilah informasi yang tersebar di lini masa. Sehingga dibutuhkan pelatihan digital seperti ADL MAFINDO.
“Semoga pelatihan ini bermanfaat dan bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari,” katanya.
Salah seorang peserta dari KIM Sawojajar, Widodo mengaku mendapat pengetahuan bagaimana bijak dalam memanfaatkan youtube. Terutama mengatur tontonan, dan mengenal algoritma Youtube. Serta mengidentifikasi informasi yang tersebar di Youtube.
“Kalau bisa pelatihan dilakukan berkelanjutan,” tegasnya.