Saat curah hujan tinggi di Malang, tak heran mengakibatkan banjir. Namun saat akhir tahun lalu, Kota Batu yang aliran sungai Brantas mengalir ke arah Malang mengakibatkan banjir bandang dan juga memberi dampak pada jembatan Sengkaling putus. Rusaknya jembatan ini mengakibatkan hilangnya akses masyarakat sekitar untuk dapat melintasi sungai Brantas ini. Tentu perbaikannya sangat dinantikan oleh warga. Karena jembatan ini merupakan akses yang paling mudah untuk digunakan warga sekitar karena tidak perlu memutar ke jalur lain dengan jarak yang lebih jauh.
Namun kini warga sudah merasakan kelegaan karena jembatan yang telah dibiarkan selama 6 bulan itu mendapat perbaikan pada Selasa (24/5).
Dilansir dari Jawa Pos Radar Malang, perbaikan titian milik Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPUSDA) Provinsi Jatim itu sebelumnya menunggu musim kemarau. Alasannya yakni cuaca di musim penghujan dikhawatirkan mengakibatkan banjir kembali dan menghambat proses rehabilitasi jembatan.
“Dimulai hari ini dengan dropping material. Perbaikan besi utama plat besi dan perbaikan retak pada beton,” ujar Bagus Setiawan, Pekarya Dinas PUSDA Provinsi Jawa Timur saat ditemui di lokasi, Selasa (24/5).
Perbaikan jembatan tersebut dimulai dengan dropping material baja. Untuk sementara waktu, lalu lintas jembatan yang dilalui warga dengan jembatan darurat ditutup. Mengingat, agar perbaikan bisa berlangsung efektif dan akan segera cepat selesai.
Sebelumnya, masyarakat setempat memang menggunakan jembatan darurat dari bambu yang dibangun swadaya oleh masyarakat untuk kebutuhan penyebrangan dan dibatasi untuk pejalan kaki. Meskipun hal tersebut tidak dapat dibenarkan pihak berwenang, warga menggunakan jembatan itu hanya untuk melintas dengan jalan kaki.
Rancangan perbaikan bangunan dan badan jembatan sudah selesai beberapa bulan sebelumnya. Namun, baru sekarang dilakukan karena cuaca mulai kondusif. Sebelumnya juga Malang sering menerima cuaca ekstrim dan hujan lebat, sehingga belum dapat dipastikan jika kemarau sudah terjadi atau belum karena ketidakpastian cuaca yang terjadi di Malang sendiri.
“Perbaikan dilakukan melihat cuaca sudah relatif lebih aman. Untuk penentuan anggaran dari pimpinan sudah selesai semua,” katanya. Proses perbaikan ini, kata Bagus, belum bisa diperkirakan kapan selesai. Ia menerangkan, jika cuaca kondusif, idealnya perbaikan bisa rampung satu hingga dua bulan.
“Kami berharap bisa secepatnya selesai. Karena dampaknya pada operasional pengairan dan lalu lintas alternatif warga,” paparnya. Diperkirakan, konstruksi bangunan dan badan titian akan dikembalikan seperti kondisi semula sebelum rusak diterjang banjir bandang. Namun, kedepannya akan diberlakukan batasan tinggi kendaraan yang melintas untuk meminimalisir beban lebih yang melintas.
“Kemungkinan bakal kembali ke semula, karena anggarannya terbatas. Nantinya akan dibatasi untuk tinggi kendaraan. Harapannya bisa dipahami oleh warga agar tidak membawa beban barang berlebihan,” jelasnya. Selain itu, usai diperbaiki juga akan diberlakukan penutupan titian saat operasional petugas DPUSDA. Di mana proses pengurasan saat debit air meningkat sangat diperlukan proses pengerjaan yang efektif. Batas maksimal beban jembatan yakni sekitar 500 kilogram.
“Dampaknya ke pengairan pertanian warga di aliran ini. Jadi diharapkan nanti warga bisa bekerja sama memberikan toleransi saat ditutup sementara,” tambah Bagus.
Bagian jembatan yang rusak ada di sekitar penyangga utama di tengah. Sedangkan badan jembatan rusak dan terpepas sepanjang sekitar 12 meter. DPUSDA Provinsi Jawa Timur diberitakan menyiapkan anggaran sebesar Rp 200 juta untuk perbaikan jembatan titian itu. Utamanya ada perbaikan utama pada badan jembatan dan bagian penyangga utama yang diketahui mengalami retakan.
Di sisi lain, perbaikan jembatan tersebut sangat dinantikan warga setempat dan pengguna jalan. Untuk diketahui, jembatan yang berada di sebelah barat Tempat Rekreasi Sengkaling tersebut nyaris putus setelah diterjang material banjir bandang kiriman dari Kota Batu pada Kamis 4 November 2021 lalu. Jembatan yang hanya dapat dilalui kendaraan roda dua itu, biasanya digunakan pengendara sebagai jalan alternatif, baik dari wilayah Desa Tegalgondo Karangploso menuju sekitar Sengkaling Kecamatan Dau, begitu juga sebaliknya.
Masyarakat merasa sangat bersyukur karena dengan adanya perbaikan jembatan ini akan lebih mudah akses yang dapat dilalui oleh masyarakat setempat, selain itu juga akan hemat energi dan waktu karena tidak perlu untuk melintasi jalan yang lebih jauh untuk sampai ke tempat tujuan. Masyarakat untuk dapat melintasi sungai ini juga tak sedikit yang harus melewati ke arah Dinoyo atau Pendem, sehingga aksesnya menjadi sangat jauh.