Aremaia diminta tidak hadiri laga Arema di final Piala Presiden 2024, Minggu (4/8/2024), pukul 19.30 WIB. Sebab, Skuad Singo Edan bertemu Borneo FC Samarinda di partai puncak sebagai tim tamu.
Laga ini bakal digelar di Stadion Manahan, Solo. Sesuai regulasi, tim tamu memang tidak diperkenankan untuk didampingi suporternya.
General Manager Arema, Yusrinal Fitriandi menyampaikan imbauannya untuk Aremania dan Aremanita. Mereka diharapkan tidak berangkat menuju Solo demi mematuhi regulasi tersebut.
“Kami memahami antusiasme Aremania untuk mendukung tim kesayangannya secara langsung di babak Final ini. Namun, demi kepatuhan regulasi yang berlaku, kami mohon pengertiannya untuk tidak datang ke stadion,” kata Yusrinal.
Arema di Final Piala Presiden 2024 Membawa Jiwa dan Semangat Aremania
Meskipun tidak boleh hadir langsung di stadion, pria yang akrab disapa Inal itu menegaskan jiwa dan semangat Aremania akan dibawa skuadnya di partai final ini. Tentu saja hal itu akan menjadi motivasi tersendiri bagi para penggawa Arema.
“Kami yakin, semangat juang Aremania akan menjadi kekuatan tersendiri bagi tim. Mereka adalah pemain ke-12 kami yang selalu memberikan dukungan tanpa henti,” imbuhnya.
“Kami akan berjuang sekuat tenaga untuk meraih kemenangan. Semoga kami dapat memberikan kebahagiaan bagi seluruh Aremania.”
Karena tak boleh hadir di stadion, Inal memohon dukungan berupa doa dari Aremania. Harapannya, doa mereka akan berbuah hasil yang maksimal bagi Arema yang menghadapi Borneo FC.
“Mari kita jadikan momen awal Agustus ini sebagai momentum kebersamaan, mengingat lahirnya Arema sekaligus mengenang para korban Tragedi Kanjuruhan,” sambungnya.
Mendukung Lewat Nonton Bareng
Inal menawarkan sebuah solusi untuk Aremania yang tak boleh datang ke Solo. Aremania disarankan menggelar nonton bareng (nobar) laga final Piala Presiden 2024.
“Dengan nobar, kita bisa menyaksikan pertandingan sambil tetap menjaga kondusivitas dan persatuan. Kemenangan ini akan kami persembahkan untuk seluruh Aremania dan juga untuk mengenang para korban Tragedi Kanjuruhan,” pungkasnya.