Turunnya Aremania Pemicu Polisi Tembakkan Gas Air Mata dalam Kanjuruhan Disaster 2, Benarkah?

- Advertisement -

Tak sedikit yang menilai tembakan gas air mata yang dilakukan polisi merupakan reaksi atas turunnya Aremania ke lapangan. Benarkah masuknya Aremania ke lapangan menjadi pemicu tembakan gas air mata itu?

Dalam situasi seperti ini, ada yang berandai-andai, jika tak ada Aremania yang masuk ke lapangan, maka tak akan ada tembakan gas air mata. Tentunya tak ada kepanikan Aremania di tribune stadion yang akhirnya menimbulkan banyaknya korban jiwa dan luka-luka dalam tragedi ini.

Kriminolog pemerhati Aremania, Andreas Lukwira menilai opini-opini tersebut menyudutkan para pendukung Arema yang dalam hal ini lebih sebagai korban. Padahal, kalau dicari siapa yang salah, reaksi menembakkan gas air mata itu pun salah.

“Yang menyalahkan Aremania masuk ke lapangan sebagai penyebab penembakan gas air mata itu apakah sudah pernah membaca Renpam (Rencana Pengamanan) Polres Malang untuk pengamanan pertandingan kemarin atau belum?” tanya Andreas.

Gas Air Mata dalam Kanjuruhan Disaster 2 Tak Masuk dalam Renpam Polres Malang

Andre yang telah membaca Renpam pertandingan Arema vs Persebaya Surabaya yang berujung tragedi itu menyebut tembakan gas air mata tak ada di dalamnya. Artinya, reaksi berlebihan polisi dalam kasus ini bisa dipertanyakan.

Menurutnya, Aremania masuk lapangan adalah pelanggaran regulasi PSSI untuk Liga 1 2022-2023 dan Kode Disiplin Komdis PSSI. Masuknya suporter ke area teknis menjadi satu dari 28 kerawanan yang sudah diprediksi sekaligus diantisipasi oleh pengamanan stadion.

“Bahkan, sudah ada CB (cara bertindak), bagaimana agar tidak ada Aremania bisa masuk lapangan. CB ini sempat dijalankan saat laga melawan Persib Bandung dan Persija Jakarta di stadion yang sama, dan situasi yang sama, yaitu Arema kalah di kandang,” imbuhnya.

“Tapi, penembakan gas airmata bukan termasuk CB (cara bertindak) yang ada dalam Renpam Polres Malang. Sekali pun dalam kondisi terkritis (merah), tidak ada penggunaan gas air mata dalam daftar CB dalam Renpam tersebut.”

Tembakan Gas Air Mata Disesalkan

Andreas juga menyesalkan adanya tembakan gas air mata untuk mereaksi masuknya Aremania ke lapangan. Lebih parah, gas air mata itu diarahkan ke tribune yang penuh penonton.

“Apalagi, gas air mata yang ditembakkan justru terjadi ketika lapangan sudah dikuasai petugas keamanan (pukul 22.09 WIB), dengan arahnya ke tribune selatan berdiri,” sambungnya.

“Jadi, jelas gas air mata itu bukanlah merupakan reaksi yang sesuai dalam Renpam Polres Malang untuk mengatasi massa yang masuk ke lapangan.”

Kabar tentang Kanjuruhan Disaster 2 akan terus kami sajikan secara tajam, berimbang, dan terpercaya. BACA: Klik di sini untuk terus mengikuti update berita tentang Kanjuruhan Disaster 2 dari segala sisi.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya