Begitu malang nasib Muhammad Ilham (11), bocah pengidola Dendi Santoso yang harus merawat bapak yang lumpuh dan seorang adik yang masih balita. Mereka tinggal di Jalan Raya Tlogomas, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Sang bapak, Siswoyo (49) hanya bisa terbaring tak berdaya di atas kasur di rumahnya. Dengan tubuh yang kurus kering, ia berusaha bertahan hidup selama delapan bulan terakhir.
Hanya Ilham sang putra sulung yang merawatnya bersama Muhammad Rizky (4), putra keduanya. Kedua bocah itu menjadi piatu sejak Desember 2020 lalu setelah sang ibu, Sri Mulyati meninggal dunia.
Lumpuh yang menyerang kakinya itu didapat Siswoyo sejak mengalami keselakaan lalu lintas bersama keluarganya tersebut. Kebetulan, mereka dalam perjalanan dari Lamongan menuju Kota Malang melalui Kota Batu dengan menumpang angkot.
Malangnya, angkot yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan di daerah Pujon, Kabupaten Malang. Istri Siswoyo menjadi korban jiwa bersama sang sopir angkot.
Demi Merawat Bapak yang Lumpuh, Terpaksa Putus Sekolah
Muhammad Ilham sebelumnya adalah siswa kelas 4 Sekolah Dasar (SD). Namun, sejak merawat bapaknya yang lumpuh, ia terpaksa putus sekolah, sedangkan Rizky sang adik seharusnya tahun ini masuk Taman Kanak-kanak (TK).
Pasca kecelakaan, sebetulnya Siswoyo tidak mengeluhkan apa-apa dari tubuhnya. Namun, selang sebulan kemudian, tubuhnya mendadak tidak bisa digerakkan sama sekali.
Akhirnya, untuk kebutuhan sehari-harinya, Siswoyo harus dilayani oleh Ilham sang putra. Mulai dari mengantar ke kamar mandi, meyuapi makan, mengambilkan minum, dan sebagainya.
Perawatan dari Ilham kadang kurang maksimal karena si bocah tidak selalu berada di rumah. Si putra sulung itu harus keluar rumah untuk aktivitas mengaji di sore hari.
Bekerja Sebagai Penjual Mainan dan Nasi Kuning
Sejak menderita kelumpuhan, praktis Siswoyo kehilangan pekerjaan dan pemasukan. Ilham pun terpaksa yang menggantikannya dalam mencari uang dengan menjual mainan dan nasi kuning yang diambilnya dari tetangga.
Hal itu memaksa Ilham putu sekolah karena memilih membantu ekonomi keluarganya dengan bekerja. Sementara ini, untuk makan sehari-hari keluarga tersebut juga bergantung pada pemberian makanan siap makan yang diberikan Ketua RT setempat dan para tetangga sekitar.
Upahnya menjual mainan dan nasi kuning milik tetangga diberikannya kepada sang bapak. Meski tak seberapa, setidaknya bisa mengurangi beban ekonomi Siswoyo dan keluarga.
Baca juga: Kronologi Mahasiswi UM Malang Jadi Korban Fetish Mukena
Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.