Komoditas pasar sebagai kebutuhan pangan rumah tangga telah mengalami kenaikan sejak hara raya lalu, dan hal ini menjadi wajar karena tingginya permintaan pasar. Namun hal itu sudah berangsur stabil untuk saat ini. Harga daging sapid an daging ayam yang semula memiliki harga sangat tinggi, kini juga telah berangsur normal kembali. Saat ini untuk harga komoditas pangan yang tetap tinggi adalah harga telur ayam negeri dan bahkan kenaikannya signifikan.
Inilah alasan stabilnya harga pokok di Kota Malang saat ini
Saat ini yang masih bertahan lama dengan harga yang tinggi adalah telur ayam negeri. Hal ini disampaikan oleh salah satu pedagang yang ada di Pasar Oro-Oro Dowo Kota Malang. “Yang naik ini telur ayam. Sudah seminggu lalu harganya naik, itu stabil di harga Rp 27 ribu (per kilogram). Padahal sebelumnya harga telur itu hanya sekitar Rp 23 ribu (per kilogram) terus paling mahal Rp 24 ribu (per kilogram),” ujar Destia kepada Malang Posco Media, Selasa (24/5).
Destia juga mengungkapkan jika keniakan harga telur ayam ini memang tergolong sangat tinggi, dan dikhawatirkan besar kenaikan ini akan menyamai tingkat harga telur ditahun lalu yaitu sebesar Rp 20 ribu per kilogram. Namun dengan keadaan harga yang sangat tinggi ini, pedagang di Pasar Oro-Oro Dowo ini tetap tidak mengurangi jumlah pasokan telur di kiosnya, sebab dengan harga yang tinggi, masyarakat juga masih banyak yang mencari dan membutuhkannya.
Sementara itu, salah satu peternak ayam di daerah Arjosari, Heri Subagio mengungkapkan penyebab tingginya harga telur di pasar adalah dikarenakan mahalnya pakan ternak yang menjadi faktor utama. Bahkan harga pakan untuk ayam petelur ini meningkat hingga dua kali lipat dari biasanya. Sehinga jika harga telur dalam harga yang rendah dapat menyebabkan kerugian pada para peternak ayam petelur, sehingga harga telur sendiri juga harus mengikuti dengan harga pakannya.
“Biasanya satu sak itu harganya sekitar Rp 300 ribu sekian, ini sekarang sudah hampir Rp 500 ribu harganya. Terus bagaimana kalau tidak dinaikkan harganya. Saat ini permintaan dari pasar masih stabil,” ujar Heri.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Sapto Wibowo menjelaskan, sesuai berita resmi dari Sekretaris Eksekutif Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar), kenaikan harga telur ayam disebabkan oleh banyaknya peternak ayam yang mengurangi populasi ayamnya. Karena tingginya biaya produksi, sehingga supply telur ke pasar menyebabkan berkurang sekitar 20 persen. BACA : Pemkot Malang gandeng TELKOM INDONESIA.