Masalah banjir dan penanganannya masih menjadi PR besar bagi Pemkot Malang. Sebab, solusimengatasi banjir seperti pembuatan drainase juga sudah dilakukan oleh pemkot. Dana yang dibutuhkan untuk pembuatan drainase ini juga tentu tidak kecil, menghabiskan anggaran miliaran rupiah dan ternyata justru tidak bisa berfungsi secara optimal.
Tak berhenti dari itu, kini Pemkot Malang juga masih merencanakan plan lainnya untuk mengatasi permasalahan banjir hingga tuntas. Persiapan tersebut adalah master plan atau blueprint drainase. Rencana plan ini atau drainase dengan konsep baru ini terwujud, maka Pemkot Malang dapat menargetkan pada tahun 2028 nanti sudah tidak terjadi banjir lagi.
Dilansir drai Jawa Pos Radar Malang, pemkot ini dalam tahap awal membawa ahli pengairan dari Universitas Brawijaya (UB). Alhi pengairan ini diterjunkan untuk melakukan pemetaan kondisi drainase di titik 57 kelurahan. Titik tersebut juga mengidentifikasi drainase mana saja yang mengalirkan air hujan dari permukiman atau jalanan menuju arah sungai. Perencanaan ini jika taka da aral, pemkot menargetkan pemetaan akan tuntas secara keseluruhan pada Oktober depan.
”Nanti peta drainase itu memiliki skala kedalaman sekitar 1:2000. Itu nanti jadi pakem kami untuk memelihara panjang drainase di Kota Malang” kata Wali Kota Malang Sutiaji. Sutiaji juga menambahkan, masterplan ini diharapkan dapat menjawab dan mengatasi problem banjir yang sering terjdi saat hujan deras mengguyur Kota Malang. Melalui analisis awal, Sutaji menyampaikan bahwa saluran drainase di Kota Malang ini mayoritas merupakan saluran irigasi. Yang artinya, saluran tersebut memiliki fungsi menyalurkan air ke perawahan. Hal ini seharusnya saluran drainase dapat optimal apabila dapat diarahkan ke sungai.
Tak hanya pada focus percepatan pembuatan masterplan drainase, pemimpin Kota Malang tersebut juga berencana melakukan revitalisasi 57 titik saluran drainase pada tahun ini. Tentu dalam agenda ini membutuhkan anggaran yang tak sedikit, yakni Rp 26 miliar. Titik-titiksaluran drainase tersebut nantinya akan direvitalisai seperti pelebaran hingga peninggian saluran.
“Saat iniperbaikan drainase di sejumlah titik sudah on progress. Setidaknya titik banjir bisa ditekan dari 20 titik menjadi 10 titik, kemudian bisa nol titik banjir” ucap Sutiaji. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Diah Ayu Kusumadewi menambahkan, sebanyak 40 titik drainase saat ini sudah ada yang di lelang. Dari jumlah tersebut, nnatinya jumlah titik banjir dapat ditekan hingga beberapa titik. Seperti misalnya, pengerjaan drainase di Jalan Majapahit yang saat ini sedang berlangsung dapat menekan dua titik sekaligus.
“Jalan Basuki Rahmat dan sekitar Alun-Alun Tugu yang biasa tergenang banjir saat hujan deras bakal tidak ada” tegasnya. Diah juga kembali menambahkan jika setiap tahun ada beberapa saluran drainase yang selalu diperbaiki. Dia melakukan musyawarah terkait perencanaan pembangunan (Musrenbang) tahunnan untuk melakukan pemetaan drainase mana yang perlu dilakukan revitalisasi. Namun perbaikan tersebut tetap akan sia-sia jika dari masyarakat sendiri tidak peduli dan memperhatikan terhadap kebersihan lingkungan. Sehingga semua akan berfungsi jika satu sama lain sadar akan pentingnya kebersihan tersebut.