Desa Parangargo berada di wilayah Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Ternyata sejarah nama desa Parangargo di Wagir ini lekat dengan bukit yang ditemukan banyak terdapat pusaka. Konon daerah ini termasuk dalam wilayah Kagenengan, yakni tempat Ken Arok alias raja Tumapel Singhasari menghembuskan napas terakhirnya.
Di tempat ini ditemukan sebuah situs bernama Sokan-Tegal Genengan, yang menjadi dasar masyarakat percaya bahwa Parangargo menjadi tempat pendharmaan terakhir Ken Arok. Namun kebenaran hal ini masih menjadi perdebatan arkeolog dan sejarawan.
Dilansir dari laman Desa-parangargo.malangkab.go.id, konon sejarah mencatat desa Parangargo ini bernama Wagir (yang kini menjadi nama kecamatan). Pusat pemerintahan kecamatan tersebut juga sempat bertempat di Desa Parangargo ini sebelum berpindah ke Desa Gondowangi pada tahun 2015. Sosok bernama Wagirun diyakini sebagai orang yang membabat alas desa yang dulunya hutan belantara itu hingga menjadi pemukiman.
Sementara pada laman yang sama disebutkan baru diganti dari Wagir menjadi Parangargo kepada desa ini pada masa setelah kemerdekaan Republik Indonesia oleh Pemerintah Kabupaten Malang. Desa ini dinamakan Desa Parangargo yang berasal dari dua kata, yakni parang dan argo. Dalam Bahasa Jawa, parang artinya batu/pisau/pusaka, sedangkan argo adalah bukit.
Kondisi alam Desa Parangargo Wagir ini memang berbukit-bukit. Konon, di desa ini juga sering ditemukan banyak peninggalan berupa batu/pisau/pusaka dari zaman kerajaan terdahulu. Tak heran jika nama Parangargo disematkan pada desa tersebut.
Baca juga: Precet Forest Park, Pesona Hutan Pinus Wagir Malang
Subscribe channel Youtube kami dan ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania