Aksi pencurian di Kota Malang yang dilakukan terhadap infrastruktur seperti besi avor atau saringan drainase kini kembali terjadi. Oknum nakal ini melakukan pencurian sebanyak 11 avor yang ada di Alun-Alun Kota Malang. Sebelum terjadi disini, pencuri sebelumnya melakukan aksinya dengan mencuri besi penyaring drainase yang ada di Jalan Besar Ijen. Sehingga tercatat pencurian barang ini dalam satu tahun telah terjadi sebanyak dua kali. Pencurian besi ini, maling melakukan dengan mengelabuhi bekas curian di bagian saluran menggunakan penutup sampah.
Pencurian ini diketahui dari kemarin, Minggu (26/6) yang tampak banyaknya penutup sampah diletakkan di bagian saringan drainase tersebut. Tak hanya sesuatu yang membuat pengunjung tak nyaman dengan adanya penutup sampah diletakkan di bagian titik tertentu saja, namun hal ini juga menyebabkan bahaya bagi pengunjungnya, seperti anak-anak. Sebab, anak kecil yang banyak lari-lari di area halaman alun-alun dapat tersandung dengan penutup bak sampah tersebut.
Dilansir dari Jawa Pos Radar Malang, Solikin Mustakim merupakan salah satu pengunjung Alun-Alun Malang yang menyesalkan kasus pencurian tersebut. Pria 59 tahun ini datang ke alun-alun bersama cucunya yang awalnya tak tahu bila tempat sampah yang didatanginya digunakan untuk menutup saluran drainase. Dengan penutup saluran yang memiliki kedalaman sekitar 50 sentimeter, dia tahu bila itu bisa membahayakan pengunjung. Meski begitu, dia sempat melihat beberapa petugas kebersihan dari dinas lingkungan hidup (DLH) Kota Malang sudah memulai perbaikan. ”Tadi ada dua (avor) kalau nggak salah yang diperbaiki,” jelasnya.
Kasus pencurian tersebut ditanggapi oleh Kepala DLH Kota Malang Wahyu Setianto dengan rasa sesal. Sebab kasus seperti ini tentu akan menambah pekerjaan baginya, tak hanya itu, pencurian ini menyebabkan penambahan anggaran untuk besi-besi daringan drainase tersebut. Awal bulan lalu, dia menyebut bila kabel lampu taman yang dicuri. Sekarang gantian avor. ”Jelas tak bisa dibenarkan perbuatan ini, terpaksa kami perbaiki dengan mengganti saluran ke beton,” jelasnya.
Wahyu juga meminta oknum yang melakukan pencurian ini dapat mempertanggung jawabkan terhadap apa yang telah dilakukannya tersebut. Karena pencurian ini sangat meresahkan, bukan hanya mengakibatkan kerugian bagi pihak yang harus memperbaiki. Tapi juga menyebabkan bahaya bagi orang lain.”Kami perbaiki saja daripada sibuk mencari pelaku, karena keselamatan pengunjung juga nomor satu,” kata Wahyu.
Pencurian bagian dari infrastruktur ini tak hanya terjadi pada besi avor saja, namun juga pernah terjadi pencurian mur baut pada tiang lampu di Kota Malang, namun hal ini telah ditangani. Karena hal seperti ini tentu akan membahayakan apabila tidak segera ditangani, begitu juga untuk besi avor yang telah hilang di Alun-Alun Malang.