General Manager Arema, Ruddy Widodo percaya tak ada yang instan di sepak bola. Karenanya, pihaknya sangat menghargai adanya sebuah proses pembentukan tim yang dilakukan pelatih timnya, Mario Gomez saat ini.
Sebelumnya, Arema gagal meraih kemenangan di laga uji coba melawan tim Liga 2, Semeru FC yang dihuni oleh para pemain PON Jawa Timur. Pada laga yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Rabu (5/2/2020) itu, mereka bermain sama kuat 1-1.
Ruddy tak mempermasalahkan hasil imbang yang diraih para penggawa Singo Edan tersebut. Menurutnya, hal itu merupakan bagian dari proses yang harus dijalani Hendro Siswanto dan kawan-kawan di masa pra-musim.
“Tak ada yang instan di sepak bola, kami sangat respek kepada yang namanya proses. Karenanya, kami menghargai apa yang sedang dikerjakan Coach Gomez dan para pemain,” ungkap Ruddy.
General Manager Arema Berkaca pada Musim Lalu
Ruddy Widodo juga mengajak semua pihak berkaca pada musim lalu. Masih lekat dalam ingatan manajer asal Madiun ini, di mana Arema perkasa di pra-musim, bahkan menjadi juara Piala Presiden 2019.
Kenyataannya, gelar pra-musim itu tak menjadi jaminan prestasi mampu mereka ulangi di Liga 1. Terbukti mereka hanya finish di posisi sembilan klasemen akhir.
“Saat menjuarai Piala Presiden itu kami optimistis tim ini bisa berprestasi di kompetisi sesungguhnya. Waktu itu kalau tidak juara, minimal saya yakin tim ini finish di posisi ketiga, tapi akhirnya kami terpuruk,” imbuh pria berusia 48 tahun tersebut.
Berani Bayar Mahal Mario Gomez karena Pengalaman
Ruddy Widodo menegaskan berani bayar mahal Mario Gomez sebagai pelatih kepala Arema karena pengalamannya. Karenanya, manajer berkaca mata itu menghargai setiap proses yang dilakukan si pelatih.
“Kami rela bayar mahal karena melihat pengalamannya membantuk tim di klub-klub sebelumnya, maka kami sangat respek dengan proses yang sedang dijalani tim Arema saat ini,” pungkasnya.