Polri Akui Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Kanjuruhan Disaster 2

- Advertisement -

Polri mengakui pakai gas air mata yang telah kedaluwarsa saat Kanjuruhan Disaster 2. Namun, gas air mata kedaluarsa itu diklaim tidak berbahaya.

Tragedi ini terjadi usai laga Arema vs Persebaya Surabaya di Liga 1 2022-2023 Pekan 11, Sabtu (1/10/2022) malam. Setidaknya 130 korban jiwa melayang dan raturan lainnya luka-luka karena kepanikan usai dilepaskannya gas air mata.

Dikutip dari Tribunnews, Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo mengungkapkan senyawa dalam gas air mata itu berbeda dengan makanan. Menurutnya, saat gas air mata memasuki masa kedaluwarsa, maka kadar zat kimianya justru semakin menurun.

“Jadi kalau sudah expired justru kadar zat kimianya berkurang, kemudian kemampuannya juga akan menurun. Kalau makanan ketika kedaluarsa makanan itu ada jamur ada bakteri yang bisa mengganggu kesehatan. Kebalikannya, gas air mata ini, ketika dia expired justru kadar kimianya berkurang,” kata Dedi.

Gas Air Mata Diklaim Tidak Menyebabkan Kematian Dalam Kanjuruhan Disaster 2

Dalam kesempatan yang sama, Dedi juga menyatakan bahwa gas air mata tidak menyebabkan kematian dalam Kanjuruhan Disaster 2. Pernyataan itu disampaikannya berdasarkan penelusuran penyidik dan keterangan sejumlah ahli.

Menurutnya, korban meninggal dalam tragedi itu bukan karena gas air mata, melainkan karena kekurangan oksigen. Terkait hal ini, Polri sudah melibatkan ahli dari Universitas Udayana, Bali.

“Mengutip pendapat dari Prof. Made Gegel adalah guru besar dari Universitas Udayana. Beliau ahli di bidang toksiologi atau racun. Termasuk dari Prof Massayu Elita bahwa gas air mata dalam skala tinggi pun tidak mematikan,” imbuhnya.

Tiga Jenis Gas Air Mata yang Dipakai Dalam Kanjuruhan Disaster 2

Dedi menunjukkan tiga jenis peluru gas air mata yang ditembakkan anggota polisi dalam Kanjuruhan Disaster 2 lalu, yakni peluru berwarna hijau, biru, dan merah. Menurutnya, tiga jenis peluru gas air mata tersebut memiliki kandungan dan fungsi yang berbeda-beda.

Peluru berwarna hijau, hanya menyebarkan asap putih, sedangkan peluru berwarna biru memiliki kadar gas air mata yang sifatnya sedang. Sementara, peluru yang merah untuk mengurai massa dalam jumlah besar.

“Semua tingkatan ini, sekali lagi saya bukan expert-nya, saya hanya bisa mengutip para pakar yang menyampaikan. Gas air mata dalam tingkatannya yang tertinggi pun tidak mematikan,” tandasnya.

Subscribe channel Youtube kami, ikuti kami di Instagram dan gabunglah bersama kami di Facebook untuk menjadi bagian dari komunitas Arema dan Aremania.

Artikel Lainnya