Gunung Mujur merupakan salah satu bukit di lereng Gunung Arjuno di Kabupaten Malang. Banyak mitos yang terdapat di daerah yang sudah dijadikan objek wisata ini. Apa saja tujuh mitos yang ada di Gunung Mujur itu?
Dengan ketinggian kurang lebih 655 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Mujur bisa dibilang sebagai anak Gunung Arjuna. Kamu yang mengaku anak gunung di Malang pasti cukup akrab dengan perbukitan di sini.
Secara administratif, Gunung Mujur terletak di wilayah Desa Donowarih dan Desa Ngenep, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Lokasinya sekitar 10 km dari Kota Batu. Untuk mencapai lokasinya dibutuhkan perjuangan ekstra keras mengingat medannya yang sulit.
Ada sejumlah cara yang bisa ditempuh buat kamu yang ingin menuju ke Gunung Mujur. Pertama, kamu bisa trekking alias jalan kaki melewati jalan setapak, atau bisa juga menggunakan motor trail, sepeda gunung, atau pun mobil jeep.
Inilah 7 Mitos yang Ada di Gunung Mujur Kabupaten Malang
1. Keberadaan Makam Keramat
Area Gunung Mujur didominasi oleh hamparan hutan pinus. Di dalam hutan tersebut, salah satu yang menarik perhatian tentu keberadaan makam yang dikeramatkan. Menariknya, area hijau ini sudah dijadikan tempat wisata religi, karena keberadaan makam tersebut. Untuk mencapai lokasi makam, kamu harus rela menaiki anak tangga sejauh 100 meter.
Warga sekitar meyakini bahwa makam tersebut adalah makam Setakumintir, seorang patih Kerajaan Blambangan (di Banyuwangi). Namun, tak ada cerita yang bisa menjelaskan bagaimana bisa seorang patih kerajaan di timur Pulau Jawa itu bisa dimakamkan di Malang.
Sebagian warga lainnya juga memiliki keyakinan bahwa makam tersebut adalah makam Ki Ageng Kertojoyo. Entah mana yang benar, apakah keduanya adalah satu orang atau orang yang berbeda.
2. Berkah Kemujuan
Ada pula mitos yang menyebutkan para pengunjung wisata Gunung Mujur bakal diberikan keberkahan. Seperti namanya, gunung ini diyakini bisa membawa kemujuran bagi siapa pun yang berkunjung.
Penduduk sekitar mengatakan demikian. Nasib mereka yang pulang dari sini akan berubah menjadi lebih baik, termasuk mereka yang menginginkan jodoh, rezeki penglarisan, atau yang lainnya.
3. Berkah Malam Jumat Legi
Ada hari khusus yang dipercaya masyarakat sekitar Gunung Mujur yang akan membawa kemujuran, yakni malam Jumat Legi. Meski banyak orang beranggapan semua hari baik, malam Jumat Legi diyakini sebagai hari terbaik di antara hari-hari lainnya. Malam Jumat Legi juga disakralkan.
Menurut warga sekitar, orang-orang yang ingin ‘ngalap barokah’ atau mencari berkah kemujuran yang lebih, bisa datang ke Gunung Mujur pada malam Jumat Legi.
4. Datang 7 Kali Berturut-turut
Datang ke Gunung Mujur pada malam Jumat Legi sekali saja ternyata belum cukup. Jika ingin berkah kemujuran yang lebih dan lebih lagi, maka datanglah tujuh kali berturut-turut ke gunung ini tiap malam Jumat Legi.
Mereka yang melakukannya bisa dibilang sangat memiliki niat untuk mencari keberkahan. Terlebih perjalanan menuju ke tempat ini tidaklah mudah. Karenanya, perjuangan tersebut diyakini bisa berbuah manis, kemujuran yang didamba.
5. Hukuman Bagi yang Berkata Kotor
Jangan sampai berkata kotor di Gunung Mujur. Sebab, aka nada konsekuensi berupa hukuman tak terduga bagi mereka yang melanggar pantangan tersebut. Mitos yang berkembang, mereka yang berkata kotor harus siap celaka.
Semua perbuatan pasti ada balasannya. Niat baik akan dibalas dengan kebaikan, begitu pula dengan perbuatan tak terpuji, pasti juga aka nada balasannya. Terlebih Gunung Mujur merupakan tempat yang dianggap suci dan sacral. Maka, sebaiknya menjaga perkataan dan sikap.
6. Jangan Banyak Mengeluh
Selain dilarang berbicara kotor, di Gunung Mujur kamu juga tak boleh banyak mengeluh sepanjang perjalanan menuju ke sana. Maka, bagi kamu yang sering mengeluh saat melakoni perjalanan wisata, sebaiknya tidak datang ke sini. Sebab, mitosnya apa yang kita keluhkan bisa benar-benar terjadi.
Misalnya, kamu mengeluh takut ada hewan buas di sana. Maka yang terjadi, bisa saja kawanan hewan buas datang menghampiri perjalanan kamu. Kalau masih belum percaya, silakan dibuktikan sendiri.
Memang, sebaiknya kita jangan terus berpikiran negatif tentang apa yang belum terjadi. Silakan berpikiran positif agar membawa sugesti positif dan kebaikan pula bagi diri sendiri.
7. Tempat Bertemunya Ken Arok dan Ken Umang
Gunung Mujur juga dipercaya sebagai tempat bertemunya Ken Arok dengan Ken Umang. Tempat itu ditandai dengan keberadaan sebuah candi kecil bernama Candi Telih, yang keberadaannya tak banyak orang tahu.
Candi ini yang terletak di sebuah ladang milik warga itu merupakan peninggalan Kerajaan Singosari. Konon, di sanalah Ken Arok dan Ken Umang pertama kali bertemu. Ken Umang merupakan istri pertama Ken Arok yang menjadi selirnya di Kerajaan Singosari setelah menikahi Ken Dedes.