Malang Mapping Festival yang merupakan program kerja dari Malang Visual Jpckey (VJ) Community telah sukses digelar. Bukti suksesnya adalah dikarenakan hasil penampilan karya instalasi itu akhirnya Malang VJ Community banyak dihubungi oleh kota lain. Seperti Jember dan Gresik, yang juga ingin menghidupkan VJ di masing-masing kotanya.
Malang Mapping Festival sendiri merupakan sebuah rangkaian kegiatan dari Malang 108 Rise and Shine Kayutangan Heritage. Hasil karya instalasi visual dari pekerja seni tersebut disajikan melalui Gereja Kayutangan. Melalui hasil karya tersebut, Malang VJ Community telah berhasil menghidupkan dan juga mempercantik Gereja Kayutangan yang sudah berusia 125 tahun.
Dilansir dari Jawa Pos Radar Malang, inisiator Malang VJ Community, Danartri menyampaikan untuk menyajikan karya instalasi visual tersebut, pihaknya perlu menggandeng sekitar 10 studio VJ dan puluhan para pekerja seni. “Kami membagi giat Malang Mapping Festival dalam 3 bagian. Di antaranya mapping show, audio visual performance serta VJ Performance seperti penampilan Monohero” katanya.
Danar juga menjelaskan jika mapping hanyalah salah satu dari banyak keahlian dari VJ. Sebab sejatinya VJ ini cukup luas cakupan bidangnya. Mulai dari animasi, video art, instalasi video, motion graphic dan banyak lainnya. “Akhirnya disebutlah kami ini Visual Joki, karena kami mencoba meracik visual secara nyata” jelas founder Holution sebagai salah satu studio VJ di Malang itu.
Karya instalasi Malang Mapping Festival yang disajikan ini memiliki banyak cerita didalamnya. Menurut Danar, karya yang disajikan tersebut adalah tentang Arema, kolaborasi, harapan dan ekspresif. “Untuk menyajikan sebuah mapping biasanya menghabiskan minimal Rp 50 juta. Namun dalam karya kali ini kami berhasil saling kolaborasi antar studio dan antar pekerja seni, sehingga nol rupiah. Kami persembahkan karya ini untuk ulang tahun Kota Malang 108” tegasnya.
Kedepannya pelaku VJ di Kota Malang ini dapat lebih mengeksplor hasil karya-karyanya, hal ini dapat dilakukan dengan menggelar event Malang Mapping Festival yang merupakan salah satu kegiatan promosi bagi pelaku VJ itu sendiri. “Kami berharap ke depan Kota Malang bisa merawat dan menghidupkan ekosistem (VJ) yang sudah baik ini. Sebab sejatinya pelaku VJ di Kota Malang ini sudah memiliki produk, hanya perlu dibranding dan dipasarkan saja, tak perlu bikin produk baru” ucapnya.
Dengan keberhasilnya event ini, program kerja Malang VJ Community kedepannya ingin focus ke penyelenggara event. Tak hanya itu, pihaknya juga akan membuka workshop untuk pelaku baru VJ. Sehingga melalui kegiatan yang dilakukan tersebut, market VJ akan semakin tumbuh lebih jaya lagi. “Untuk menumbuhkan market VJ ini memang harus terlayani semua sisi, baik sisi yang sudah ekspert maupun baru. Sebab sejatinya VJ bisa lebih dikenal sebagai VJ Kota Malang jika ekosistemnya tumbuh” tutup Danar.