Jangan ke pantai Malang Selatan dulu dalam waktu dekat ini untuk berwisata. Sebab, diprediksi bakal terjadi banjir rob lagi.
Potensi terjadinya banjir rob itu diprediksi melanda pesisir utara dan selatan Pulau Jawa. Pulau Bali dan Nusa Tenggara juga terancam mengalami situasi yang sama.
Sebelumnya, banjir rob terjadi pada akhir bulan Mei 2020 lalu. Kawasan pesisir selatan Kabupaten Malang menjadi salah satu daerah yang terdampak. Dilaporkan sejumlah pantai di Malang Selatan mengalami kerusakan.
Selain wisatawan, tentu saja masyarakat pesisir Kabupaten Malang juga harus mewaspadai potensi terjadinya lagi bencana banjir rob yang sama. Terutama mereka yang berprofesi sebagai nelayan yang setiap harinya mencari ikan di laut.
BMKG Sudah Mengeluarkan Peringatan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat sudah mengeluarkan imbauan. Menurut mereka, potensi banjir rob itu dikarenakan oleh kondisi pasang air laut yang cukup tinggi di sejumlah wilayah di Indonesia. Hal ini diakibatkan adanya fase bulan baru (spring tide) pada tanggal 21 Juni.
Selain faktor astronomis itu, ada pula faktor meteorologis, yakni potensi gelombang tinggi. Tinggi gelombang diperkirakan di Laut Jawa mencapai 2,5 meter hingga 4 meter. Sementara di Samudera Indonesia selatan Pulau Jawa hingga Sumba lebih dari 4 meter.
Tingginya pasang air laut ini dibangkitkan oleh embusan angin Timuran (musim kemarau) yang kuat. Persisten yang mencapai kecepatan hingga 25 knot (46 Km/Jam) turut meningkatkan permukaan air laut.
Dari pantauan satelit Altimetri, tinggi muka air laut di Perairan Indonesia secara umum bernilai positif. Tinggi muka air berada di atas tinggi muka laut rata-rata (mean sea level, MSL).
Setelah 21 Juni Cenderung Menurun
Potensi rob karena gelombang tinggi ini diperkirakan berlangsung hingga 21 Juni. Selepas itu, kecenderungannya akan menurun seiring dengan penurunan kecepatan angin. Dilansir Malang Post, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Karangkates Malang, Musripan, menyebut potensi banjir rob dengan tinggi gelombang mencapai 4 meter lebih dengan kecepatan angin 46 km/jam.
“Dengan kecepatan angin seperti itu, serta air pasang hingga empat meter, sehingga ketika kedorong kecepatan angin, maka dipotensikan terjadi banjir rob. Meskipun tidak ada hujan, banjir rob ini akan terjadi,” kata Musripan.
Karena itu, Musripan mengimbau seluruh masyarakat pesisir pantai selatan Kabupaten Malang untuk berhati-hati dan waspada. Sebab, biasanya perkiraan BMKG merupakan peringatan yang harus diperhatikan.
“Untuk wisatawan yang akan berkunjung, lebih baik melihat situasinya. Karena perkiraan banjir rob akan terjadi selama 3 hari mulai tanggal 19-21 Juni,” tegasnya.
Discussion about this post