Khasus penipuan arisan online akhir-akhir ini memang tengah menjadi sorotan dalam media social maupun masyakat. Korban arisan online memang tidak semuanya menyadari bahwasanya mereka sedang terkena tipu dengan modus penipuan yang baru ini.
Belasan korban arisan online mendatangi Polresta Malang Kota siang kemarin (25/7).Mereka tak kuasa menahan amarah.Sebab, arisan yang mereka ikuti ternyata hanyalah modus penipuan saja.
Para korban yang semuanya adalah perempuan muda berpenampilan modis itu mengaku mewakili banyak korban yang juga merasa tertipu.Jika ditotal, nilai kerugian dari seluruh peserta arisan lebih dari Rp 2 miliar.Mereka melaporkan seorang penyanyi bernama Laras VindyVivianti sebagai dalang dalam penipuan tersebut.
Salah seorang pelapor bernama Liza Nurjanah, 31, warga Kecamatan Klojen, mengatakan bahwa yang sudah mendaftar sebagai korban arisan itu mencapai 38 orang. Namun yang datang ke Polresta Malang Kota kemarin hanya perwakilan saja. Utamanya yang tinggal di Kota Malang. ”Tapi ada satu dari Jombang yang juga datang mengadukan perkara ini,” ujarnya.
Menurut Liza, arisan itu sudah berjalan sekitar tiga tahun terakhir. Liza mengaku ikut arisan itu atas ajakan Laras yang populer dengan nama panggung Ayas. Karena sering berada dalam satu panggung untuk bernyanyi, Liza percaya dan menerima ajakan Ayas.
”Awalnya tukar nomor WhatsApp, kemudian dia menawarkan arisan itu,” terang Liza. Ayas lantas memasukkan nama Liza ke dalam sebuah grup WhatsApp yang di dalamnya sudah ada beberapa nama lain. Lewat grup WhatsApp itulah Ayas menawarkan berbagai jenis arisan online dengan beragam nominal. ”Mulai dari yang dapatnyakecil Rp 1 juta sampai Rp 100 juta seratus juga itu ada. Jangka waktu pembayarannya pun beragam.Mulai harian sampai bulanan. Semua transaksi pembayaran dilakukan melalui transfer,” imbuhnya.
Korban lainnya, NurAisyah, mengaku ikut arisan online itu sejak 2020.Awalnya berjalan lancar, termasuk dalam pembayaran jatah penerima arisan berdasar nomor urut.Namun sejak awal Juli lalu, pembayaran jatah berdasar nomor urut mulai seret. ”Biasanya memang tidak pas hari itu juga ditransfer. Maksimal H plus satu minggu sudah ditransfer,” ujarnya.
Nur mulai curiga saat nomor WhatsAppAyas tidak bisa dihubungi. Akhirnya, para peserta arisan saling menghubungi satu sama lain untuk bertanya hal tentang keberadaan Ayas.Nur semakin panik saat mengetahui tidak hanya dirinya saja yang mengalami telat pembayaran jatah nomor urut arisan itu.Para korban pun sepakat untuk mengadukan perkara ini ke pihak yang berwajib.
”Dalam grup WhatsApp ada sekitar 100 peserta. Tidak semuanya saling kenal.Hanya beberapa saja.Beberapa peserta bahkan tidak pernah ketemu langsung dengan Ayas,” jelasnya. Nur mengatakan, saat ini uangnya yang mandek di tangan Ayasmencapai 48 juta.