Kebutuhan minyak goreng sebelumnya sempat meningkat karena kelangkaan yang terjadi akibat harga minyak goreng tersebut melambung tinggi. Namun dengan hal ini pemerintah juga melontarkan minyak goreng curah dengan harga subsidi dan terjangkau oleh masyarakat. Kelangkaan minyak goreng saat itu mengakibatkan masyarakat harus berebut untuk mendapatkan minyak goreng curah dengan harga yang terjangkau, bahkan tidak sedikit yang mengharuskan pembeli untuk menunjukkan syarat tertentu untuk dapat memperoleh minya goreng curah dengan maksimal pembelian yang juga telah diatur.
Dilansir dari Jawa Pos Radar Malang, CV. Toko Migor (Kuda Group) telah menyalaurkan minyak goreng bersubsidi di Bumi Kanjuruhan untuk ketiga kalinya. Sebelumnya, pasokan minyak goreng sebanyak puluhan ton di salurkan ke Pasar Kepanjen dan sebanyak 12 ton migor didistribusikan ke Pakisaji beberapa waktu sebelumnya. Rabu (25/5) kembali menyalurkan sebanyak 22 ton migor ke Pasar Besar Tumpang dan harga yang ditentukan disini memiliki harga yang lebih terjangkau dibanding dengan tempat laiannya.
William Surya Hartanto yang merupakan anak dari pemilik minyak goreng Kuda Group ini mengatakan jika penjualan migor subsidi ini mengalami penurunan harga dari yang sebelumnya. Di Pasar Pakisaji migor ini terjual dengan harga Rp 15.500 per kilogram, harga ini juga merupakan HET (harga Eceran Tertinggi). Bahkan saat ini untuk harga migor ini mengalami penurunan yaitu hanya Rp 14.500 per kilogram.
”Penurunan ini diharapkan pedagang bisa berjualan dengan harga Rp 15.500, sesuai HET yang ditetapkan pemerintah,” ucap dia.
Alasan penurunan harga migor tersebut adalah untuk mendukung program pemerintah dengan HET yang telah ditentukan oleh pemerintah. Sebab, selama dia operasi pasar, William melihat pembeli didominasi pedagang. ”Jika saya jual Rp 15.500 sesuai HET, khawatirnya mereka akan menjual lagi dengan harga lebih tinggi,” ucap dia.
Sedangkan Pemilik Minyak Goreng (Kuda Group) Toni Surya Hartanto mengatakan, pendistribusian migor oleh CV Toko Migor Karangploso ini yang disuplai PT Sawit Tunggal Arta Raya (PT.STAR). Hadirnya PT STAR diharapkan bisa menjawab kebingungan masyarakat terkait kelangkaan migor. “Jika harga minyak mahal dan langka, yang susah bukan hanya ibu-ibu. UMKM (usaha mikro kecil menengah) juga susah. Dengan ini, harapannya ekonomi bisa lancar,” ucap dia kembali.