Pasar Peteng merupakan sebuah pasar tradisional yang biasa dipakai masyarakat Desa Sukowilangun, Kecamatan Kalipare untuk bertransaksi alias jual-beli. Pasar ini letaknya sekitar tiga kilometer di sebelah selatan Bendungan Sutami, Karangkates. Pasar unik tersebut hanya ada di Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang.
Ada asal usul unik yang mewarnai cerita mengapa pasar ini dinamakan Pasar Peteng. Ternyata hal ini dikarenakan lokasi pasar yang berada di kawasan Peteng atau juga disebut Toplasan (dalam Bahasa Belanda artinya perempatan). Sementara itu, dalam Bahasan Jawa, Peteng artinya gelap.
Konon, pada zaman dahulu kala, tepatnya ketika penjajahan Belanda, pasar di kalipare ini terlihat peteng atau gelap. Saat tentara Belanda melihatnya dengan menggunakan teropong atau keker dalam upaya mereka hendak mencoba masuk wilayah ini, mereka tak bisa melihat keberadaan pasar yang merupakan batas kampung ini. Karena gelap, Belanda pun membatalkan niatnya untuk masuk ke Kalipare. Mereka mengira tidak ada pemukiman warga di daerah tersebut.
Perkembangan Pasar Peteng bisa dibilang relatif lambat, karena warga Desa Sukowilangun sendiri banyak yang memilih berbelanja di pasar lain. Mereka lebih tertarik membeli apa-apa di Pasar Sumberpucung di Kecamatan Sumberpucung yang letaknya 9 km di sebelah utara, dan Pasar Panggganglele di Desa Arjowilangun, 2 km di sebelah barat. Namun demikian, sejak pasar ini didirikan, para pedagang yang kebanyakan warga setempat telah berkomitmen kuat untuk tetap bertahan berjualan. Kesabaran mereka terbayar lunas ketika pasar ini perlahan tapi pasti menjadi semakin ramai, meskipun perkembangannya tak secepat pasar lain di Kalipare.
Sejatinya, Pasar Peteng memiliki tempat yang paling strategis jika dibandingkan dengan pasar-pasar lainnya di kawasan ini. Sebab, letaknya berada di perempatan yang menghubungkan tiga desa, yaitu Sukowilangun, Arjowilangun dan Kalipare.