Rokok Faroka adalah rokok legendaris yang pernah ada di Malang, Rokok ini sekarang sudah tidak ada karena sudah diakuisisi oleh Rothmans of Pall Mall (Australia).
Pabrik Faroka didirikan pada 13 Juni 1931 oleh pengusahan Belgia. Saat didirikan, pabrik ini bernama Naamloose Vennotschap (NV) tot Exploitatie van Ciggarettenfabrieken Faroka milik perusahaan Belgia NV Tobacofina. Pendirian pabrik itu merupakan pengembangan dari jaringan internasional yang sebelumnya sudah ada di Belanda, Zaire dan Swiss.
Di Indonesia pabrik ini ada dua yakni di Solo dan Malang. Saat ini lokasi pabrik ini ada di Industri Weg atau Jalan Peltu Sujono Malang sekarang, sedangkan luas pabriknya adalah 32.000 meter persegi. Rokok Faroka diluncurkan pertama pada 2 April 1932.
Adanya Faroka ini merupakan pabrik rokok kedua setelah rokok Hien An Konsie jang didirikan pada tahun 1930 oleh Ong Hok Liong dan kemudian berganti nama menjadi Bentoel.
Rokok Faroka dengan rokok Hien An Konsie (Bentoel) memang berbeda, rokok Faroka adalah rokok putih yang cocok dengan mulut orang eropa yang tinggal di Indonesia. “Faroka tuan?,” seperti itulah gambaran abdi pada zaman dulu menawarkan rokok kepada tuannya.
Pabrik ini adalah pabrik rokok putih terbesar di Indonesia atau bahkan di Asia di zaman itu. Dibandingkan dengan rokok Bentoel yang memulai merangkak dari bawah, rokok Faroka sudah besar di awal karena memang sokongan dana yang cukup kuat dari NV Tobacofina.
Rokok putih produksi Faroka selain bernama Faroka ada yang bernama: Kansas, Wembley, Blue Ribbon, Richmond, Monaco, Aida, Golden, Eagle, dan Darvos.
Salah satu produksi rokok Faroka, Richmond
Kehadirannya sekaligus memberikan bukti jika Malang sudah mandiri secara ekonomi karena dulu pabrik ini juga mempekerjakan warga pribumi. Bersama pabrik tebu, pabrik rokok mampu menopang perekonomian warga karena memang banyak dijual di masa itu.