Tempat wisata tentu harus menyediakan area parkir yang memadai dan luas. Disamping itu, pengelolaannya harus teratur, sehingga pemasukan khusus tarif parkir dapat tersalurkan dengan baik. Tempat wisata yang memiliki kapasitas banyak tentu juga membutuhkan area parkir yang cukup luas. Sehingga selain memberi kenyamanan bagi pengunjung, pengelola parkir juga dapat memperoleh penghasilan tambahan dari tarif parkir yang ditentukan.
Alun-alun Kota Batu merupakan salah satu destinasi wisata yang memiliki wisatawan dengan jumlah yang tinggi. Apalagi saat hari libur atau weekend, maka tidak heran jika tempat ini menjadi andalan masyarakat untuk dikunjungi sambil jajan di pedagang kaki lima dan duduk bersantai di area alun-alun.
Pengelolaan parkir di Alun-alun Kota Batu ini diatur oleh Dishub Kota Batu, sehingga sistem dan penerapan strategi pengaturan parkir dilakukan oleh Dishub Kota Batu itu sendiri. Kini juga timbul permasalahan soal pengelolaan parkir. Kebocoran parkir diduga menjadi masalah untuk sistem parkir yang dibuat secara teratur namun gagal.
Dilansir dari Jawa Pos Radar Malang, Kebocoran parkir menjadi salah satu dugaan kuat yang menjadi penyebab tidak tercapainya target parkir tersebut. Dalam melakukan pencegahan kebocoran terhadap retribusi parkir tepi jalan tersebut telah dilakukan dengan berbagai cara. Seperti pembinaan para juru parkir (jukir) hingga menerapkan e-parkir di seluruh Kota Batu dan berencana menggandeng pihak ketiga untuk mengelola parkir.
Namun upaya yang telah dilakukan tersebut tidak membuahkan hasil, yaitu upaya pembinaan dan penerapan e-parkir. Karena dengan jumlah pengunjung yang banyak, justru di lapangan banyak jukir yang tidak memberikan karcis parkir pada pengunjung yang membawa kendaraan. sehingga untuk pendapatan parkir tidak dapat terkontrol sesuai dengan yang terjadi di lapangan.
Penerapan e-parkir juga tidak berhasil karena banyaknya juru parkir yang tidak memahami hal tersebut. Selain itu juga ada beberapa jukir yang saat kini dibekali dengan kalung berisi QRcode pembayaran melalui QRIS (quick response code Indonesian standard). Namun sepertinya juga belum memberikan perubahan yang berarti. BACA : Akhir Pekan Ini diprediksi Menjadi Puncak Arus Balik Mudik 2022.