Banyak kue kering yang menjadi penyambut tamu di rumah saat Lebaran, salah satu yang unik bernama Lidah Kucing. Namun, tak banyak orang yang tahu seperti apa sejarah kue Lidah Kucing ini.
Seperti namanya, kue kering ini bentuknya mirip seperti lidah kucing. Bentuk kue dengan rasa gurih dan manis ini panjang dan tipis.
Kue ini terbuat dari adonan dengan bahan putih telur, margarin, gula halus, esens vanila, susu bubuk, tepung terigu, dan tepung maizena. Jika sudah dicampur, adonan nantinya dicetak panjang dan pipih, sebelum akhirnya dipanggang dalam oven.
Kamu bisa menemui kue ini pada momen-momen hari raya. Bukan cuma saat Hari Raya Idhul Fitri saja, tapi juga ketika ada perayaan Natal dan Tahun Baru Imlek. Kue ini biasanya menjadi suguhan di meja tamu bersama kue kering lainnya.
Inilah Sejarah Kue Lidah Kucing
Kue Lidah Kucing ternyata juga dipopulerkan oleh orang Belanda yang dulu menjajah Nusantara. Kue ini masuk ke Indonesia dari para orang-orang Belanda yang akhirnya beranak-pinak di Indonesia.
Dalam Bahasa Belanda, kue ini disebut Katte Tong yang artinya lidah kucing. Nama tersebut diambil lantaran bentuk kue ini panjang, pipih, dan putih, layaknya lidah seekor kucing.
Kue yang renyah ini kemudian populer di sini karena cita rasanya yang cocok dengan lidah kalangan masyarakat Indonesia. Seiring perkembangan zaman, ada yang memodifikasi rasa kue ini menjadi beraneka ragam.
Selain kue lidah kucing, pada momen Lebaran di Indonesia dikenal ada banyak kue kering lainnya. BACA: Kamu harus tahu bagaimana sejarah kue semprit yang juga menjadi ciri khas Lebaran di Indonesia.