Belanda meninggalkan banyak bangunan yang masih bermanfaat hingga kini. Salah satunya di Malang, tepatnya di Kepanjen, terdapat satu bangunan unik bernama Syphon atau Sipon Metro Kepanjen. Bukan sembarang bangunan, karena ini adalah sebuah bentuk sungai. Sungai berbentuk bangunan?
Shypon, atau sipon dapat berarti saluran air. Dalam bahasa teknik, shypon adalah saluran sungai yang dibangun di bawah permukaan sungai. Namun berbeda dengan Shypon Metro Kepanjen, bangunannya berada di atas sungai. Secara fisik, shypon ini berbentuk sepasang pipa berdiameter kurang lebih dua meter yang menjadi sebuah talang air besar untuk menyeberangkan air dari sungai Molek Kepanjen menuju ke Talangagung. Shypon ini menyebrangi sungai Metro, maka tak heran jika populer dengan nama Shypon Metro Kepanjen.
Mengairi Sawah
Bangunan ini berdiri sejak 1901 oleh Belanda, dan sempat mengalami renovasi pada tahun 1989. Shypon ini berbentuk seperti huruf V raksasa. Tujuan pembuatannya adalah untuk mengairi persawahan Talangagung, Jatikerto, Slorok, Ngebruk, Sumberpucung hingga Karangkates. Air lancar mengalir tanpa memerlukan pompa lagi karena energi air sudah keluar dengan sendirinya karena bekerja dengan sistem gravitasi dan tekanan. Konon, kemampuan Shypon ini sanggup mengairi 3000 hektar sawah.
Meski ada dua sungai besar (sungai Metro dan sungai Brantas) yang mengaliri daerah Talangagung dan sekitarnya, namun airnya tidak dapat mengalir menuju perkampungan. Maka warga memerukan sebuah teknologi untuk mengatasi masalah ini. Maka adanya Shypon Metro Kepanjen berfungsi untuk mengalirkan air sungai dengan sendirinya dari hulu ke hilir dengan melewati lahan pertanian yang ada.
Karena sangat penting, Shypon ini sudah menjadi aset kabupaten Malang. Perawatannya dilakukan oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kabupaten Malang bersama pihak kantor Kecamatan Kepanjen.
Cerita Seram Shypon Metro Kepanjen
Shypon sendiri juga menyimpan cerita seram. Konon, daerah shypon ini dahulunya menjadi tempat tinggal kerajaan jin yang menguasai sungai Metro. Saat pembangunan berlangusng, jin yang meminta tumbal manusia ini berbentuk ular dan meminta hasil dari bangunan itu menjadi tempat tinggalnya. Tidak heran mitos itu dihubungkan dengan pengalaman pengunjung yang sering melihat ular besar berseliweran di anak tangga Sipon. Entah percaya atau tidak.
Spot Fotografi
Namun, terlepas dari cerita mistisnya, Shypon dapat menjadi pilihan tempat untuk menjadi sarana berfoto. Terlebih jika Anda melakukannya pada padi hari, waktu terbaik untuk mendapat foto terbaik. Suasananya yang masih asri dan alami, serta pencahayaan pas untuk fotografi. Satu hal yang pasti, untuk menuju ke sana jalannya lumayan sulit. Ada dua jalan yaitu melalui makam Tionghoa Kelurahan Kepanjen ataupun lewat Desa Talangagung.
Jika lewat Talangagung, ikuti jalan raya melewati jembatan Sungai Metro. Kemudian sampai depan terminal Talangagung, terdapat sebuah gang kecil. Anda bisa langsung belok kiri menyusuri sisi utara Sungai Molek. Jika masih bingung tidak perlu khawatir karena jika Anda ke sana dan bertanya kepada warga, maka penduduk akan senang hati menunjukkan.
Metro punya cerita lain nih! Kisah tentang Tugu Metro Kepanjen. Ada apa ya? Baca: Menelisik Cerita dibalik Tugu Metro Kepanjen